Kabar itu datang seperti petir di siang bolong. Sarno, suami Dewi Astutik, sama sekali tak menyangka. Perempuan yang ia kenal sebagai istrinya ternyata menyimpan jejak hitam panjang sebagai buron kelas kakap jaringan narkoba internasional. Ia syok, dan akhirnya pasrah.
“Di media ada fotonya, saya syok dan kaget. Tapi saya pasrah. Di rumah saja susah didiknya. Tapi ya gimana,” ujar Sarno.
Soal sepak terjang istrinya sebagai gembong? Ia mengaku tak tahu apa-apa. “Soal gembong narkoba? Saya tidak tahu, soal sepak terjangnya nggak tahu saya,” imbuhnya. Keluarganya pun kaget. Selama ini, mereka hanya tahu Dewi bekerja sebagai TKW dan mengira semuanya berjalan baik-baik saja.
Padahal, di balik itu, perempuan asal Ponorogo itu telah lama masuk dalam daftar pencarian Interpol. Namanya disebut-sebut sebagai aktor penting di balik penyelundupan 2 ton sabu dengan nilai fantastis, mencapai Rp 5 triliun. Pelariannya yang lintas negara akhirnya berakhir di Kamboja, berkat operasi gabungan BNN, Interpol, dan BAIS.
Menurut sejumlah saksi dan penyelidik, penangkapan ini menutup satu babak panjang kejahatan terorganisir. Dewi Astutik bukan sekadar kurir. Ia disebut mendominasi operasi di kawasan Golden Triangle yang legendaris itu.
Artikel Terkait
Lisa Mariana Tertawa Lepas Dituding Pemeras oleh Ridwan Kamil
PTAR Bantah Keterkaitan Tambang Emas Martabe dengan Banjir Bandang Batang Toru
Ganjar Desak Pemerintah Tetapkan Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
Gembong Narkoba Dewi Astutik Bolak-Balik Thailand-Hong Kong Usai Visa Kamboja Habis