Terjebak dalam situasi sulit itulah, keputusan kontroversial diambil. Khawatir warga yang sudah berkumpul akan kecewa jika pergi dengan tangan kosong, JTP dan rombongan memutuskan untuk menjatuhkan 10 karung beras berukuran 5 kilogram dari ketinggian. Mereka berasumsi bantuan akan ditangkap atau setidaknya aman.
Ternyata, realita di lapangan berkata lain. Setelah karung-karung itu melayang dan menghantam tanah, terdengar kabar dari bawah bahwa sebagian bantuan rusak. Karungnya ada yang sobek, berasnya berserakan.
Menyadari kesalahannya, helikopter kemudian naik lagi. Pilot mencari area lain yang lebih aman untuk turun. Akhirnya, mereka berhasil mendaratkan helikopter dengan sempurna di lokasi lain, dengan ketinggian rotor hanya sekitar satu meter dari tanah. Sisa bantuan yang masih ada di dalam pun dibagikan secara langsung.
Insiden ini, meski bermula dari maksud membantu, menuai kritik tajam dari publik. Banyak yang menilai tindakan menjatuhkan bantuan dari ketinggian justru tidak menghormati penerima bantuan. Permintaan maaf Bupati kini menjadi penutup dari sebuah aksi bantuan yang justru jadi sorotan.
Artikel Terkait
Longsor Tapanuli Utara: Akses Jalan Terputus, Tim Penolong Terhalang Medan
Gemuruh Alat Berat di Bukit Agam: Jalan Harapan Kembali Dibuka Setelah Seminggu Terisolasi
Vonish 11,5 Tahun untuk Mantan Panitera di Kasus Suap Minyak Goreng
Pasca Bencana Sumatera, Pemerintah Pasang Target 100 Hari untuk Rehabilitasi