Pengalamannya mengurus dokumen keimigrasian cukup panjang. Menurutnya, pelayanan Ditjenim telah berubah drastis. Dulu, semuanya serba offline dan berbelit. Sekarang? Lia merasakan kemudahan yang signifikan.
"Sekarang ini sistem di imigrasi sendiri sangat mudah untuk diakses, baik online maupun offline," ungkapnya. "Semua petugasnya juga sangat komunikatif. Jadi, kami selaku pengguna atau masyarakat itu sangat terbantu."
Dia melanjutkan, perbandingannya terasa jelas. Proses yang dulu mengharuskan semua dokumen fisik disiapkan, kini bisa dimulai dari mana saja secara online. "Itu sangat membantu sekali," tambah Lia.
Dari dua cerita itu, terasa sekali bagaimana kehadiran layanan di kampus bukan sekadar simbolis. Ini benar-benar menjawab kebutuhan nyata. Baik bagi mahasiswa seperti Amel yang sedang buru-buru, maupun bagi profesional seperti Lia yang membutuhkan efisiensi waktu. Sebuah langkah kecil yang dampaknya langsung terasa.
Artikel Terkait
Ratusan Amunisi Ilegal Digagalkan di Kontrakan Meruya
Hakordia 2025: KPK Gaungkan Satukan Aksi, Basmi Korupsi
Polisi Palopo Ubah Motor Pribadi Jadi Penjemput Sampah di Gang Sempit
Gubernur DKI Bantah Klaim Jakarta Kota Terpadat, Sebut Peringkatnya Jauh di Bawah