Di gedung KPK Kuningan, Jakarta Selatan, suasana Senin (1/12) lalu tampak seperti biasa. Namun, ada satu topik yang hangat dibicarakan: rencana RUU Penyadapan yang masuk prolegnas prioritas 2026. Menanggapi hal ini, KPK menyatakan kesiapannya. Mereka akan segera mengkaji rancangan undang-undang tersebut, sebuah pembahasan yang rencananya melibatkan pimpinan komisi dan tim biro hukum internal.
Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, memberikan penjelasan langsung di lokasi.
"Soal RUU Penyadapan di prolegnas 2026, tentu kami, baik pimpinan komisi maupun Biro Hukum nantinya, akan mengkaji hal itu. Kita akan mempersiapkan diri," ujar Asep.
Menurutnya, aturan baru ini berpotensi mengubah cara kerja mereka. Saat ini, KPK punya kewenangan melakukan penyadapan sejak tahap penyelidikan. Nah, jika nanti RUU menetapkan penyadapan hanya boleh dilakukan pada tahap penyidikan, itu akan mengubah hukum acara yang selama ini berlaku.
"Yang pertama itu," jelas Asep.
"Lalu yang kedua, apakah nanti akan ada pengecualian seperti sekarang? Khusus untuk tindak pidana korupsi. Kan ini kejahatan luar biasa, extraordinary crime. Jadi, penanganannya pun bisa dikecualikan, misalnya penyadapan masih boleh di tahap penyelidikan. Kami tentu akan bersiap menghadapi segala kemungkinan," imbuhnya lagi.
Artikel Terkait
Di Balik Panggung Penghargaan, Menag Salurkan Rp 155 Miliar untuk Korban Bencana
Remaja Tewas Diterkam Singa Setelah Memanjat Masuk Kandang di Kebun Binatang Brasil
Tim KPK Turun Langsung ke Arab Saudi, Selidiki Dugaan Korupsi Kuota Haji
Lamaran Kerja Berujung Maut, Wanita Muda Disiksa Tiga Hari di Batam