Dubalang Batang Kuantan: Penerjemah Alam yang Menjaga Suara Sungai dan Hutan

- Kamis, 20 November 2025 | 21:40 WIB
Dubalang Batang Kuantan: Penerjemah Alam yang Menjaga Suara Sungai dan Hutan

Sebagai Co-Founder Tumbuh Institute, ia melihat Dubalang Batang Kuantan sebagai local wisdom yang menanamkan pemahaman tentang hubungan saling ketergantungan. Jalan kebudayaan, menurutnya, adalah cara untuk mengokohkan niat menjaga adat – yang secara inheren berarti menjaga tanah, dan pada akhirnya, menjaga hukum. "Fungsi hukum adat sebenarnya ya untuk memelihara kebersatuan antara manusia dengan alam sekitarnya," jelasnya.

Di sisi lain, Kapolda Irjen Herry Heryawan yang membuka pelatihan ini menyebut kehadiran Dubalang sebagai tonggak sejarah baru. Sebuah bukti bahwa local wisdom masih bisa hidup di zaman modern, tak hanya sebagai penjaga budaya tetapi juga alam. "Hari ini kita membuat sejarah baru," kata Herry. "Di dunia modern yang serba canggih, masih ada niat tulus untuk menjaga budaya dan alam di Kuansing."

Pengokohan ini sejalan dengan semboyan 'Melindungi Tuah, Menjaga Marwah' yang digagas Kapolda. Dengan mengokohkan mekanisme Dubalang, menurut Prof Robet, kita sebenarnya sedang mengokohkan adat dan kebudayaan yang memberikan tafsir lebih luas tentang hidup berkomunitas.

Acara pelatihan itu sendiri dihadiri oleh sejumlah pejabat penting. Mulai dari Bupati Kuansing Suhardiman Amby, Danrem 031/Wira Bima Brigjen TNI Jarot Suprihanto, hingga Direktur Polairud Polda Riau Kombes Tri Setyadi. Tak ketinggalan Kapolres Kuansing AKBP Raden Ricky Pratidiningrat, Panglima Dubalang Datuk Toni Werdiansyah, dan tentu saja, ratusan Dubalang Batang Kuantan yang akan menjadi ujung tombak pelestarian alam dan budaya di daerah mereka.


Halaman:

Komentar