FTA Kritik Pembentukan Komite Reformasi POLRI, Desak Inklusi TNI dan Masyarakat Sipil
Forum Tanah Air (FTA), sebuah jaringan yang terdiri dari tokoh, akademisi, aktivis, dan diaspora Indonesia yang tersebar di 22 negara dan 38 provinsi, menyatakan kekecewaannya terhadap komposisi Komite Reformasi Kepolisian RI yang baru dibentuk.
FTA menilai, agenda reformasi POLRI yang merupakan agenda strategis bangsa untuk menciptakan keadilan dan keamanan publik, justru ditangani oleh lembaga yang dinilai tidak representatif. Komite ini dianggap tertutup dan homogen, sehingga tidak mewakili kepentingan rakyat secara luas.
Komposisi Komite Reformasi POLRI Dinilai Tidak Seimbang
Dari sepuluh anggota komite, lima di antaranya merupakan perwira tinggi Polri dan lima lainnya berlatar belakang hukum. FTA mencatat ketiadaan perwakilan dari masyarakat sipil, akademisi ilmu politik, tokoh agama, maupun unsur TNI. Komposisi seperti ini dinilai tidak mendorong koreksi diri yang mendalam dan berpotensi membuat komite hanya menjadi formalitas belaka.
Tuntutan Forum Tanah Air Terhadap Komite Reformasi POLRI
FTA mengajukan sejumlah tuntutan dan pernyataan sikap terkait komite reformasi POLRI ini:
Peninjauan Kembali Keanggotaan Komite
FTA menilai keikutsertaan lima jenderal aktif maupun purnawirawan dalam komite adalah langkah yang tidak tepat. Mereka dianggap sebagai aktor institusional yang memegang peran kunci namun gagal menciptakan POLRI yang profesional dan bebas intervensi politik.
Artikel Terkait
Demo Ricuh di DPRD Bogor, Mahasiswa Tuntut Evaluasi Kinerja Anggota Dewan
Upacara Jumenengan PB XIV: Prosesi Penobatan Raja Baru Keraton Surakarta
Nenek 70 Tahun Gunakan Uang Palsu di Pasar Kebon Jeruk, Nomor Serinya Sama
Kecelakaan Hercules C-130 Turki di Georgia: 20 Prajurit Tewas, Ini Kronologinya