Tiga Penjaga Hati Nurani Rakyat Melalui Karya Sastra
Kutipan terkenal dari George Orwell, "Siapa yang mengendalikan masa lalu, mengendalikan masa depan. Siapa yang mengendalikan masa kini, mengendalikan masa lalu," menggambarkan betapa pentingnya narasi sejarah dalam membentuk masa depan sebuah bangsa.
George Orwell: Suara Keadilan dari Inggris
George Orwell, dengan nama asli Eric Arthur Blair, adalah penulis kelahiran India pada 25 Juni 1903 yang menjadi simbol perjuangan melawan ketidakadilan sosial. Setelah menempuh pendidikan di Eton College, Orwell memilih jalan hidup yang tidak biasa dengan bergabung dengan polisi kekaisaran Burma sebelum akhirnya memutuskan untuk sepenuhnya berkarya di dunia tulis-menulis.
Pengalamannya melawan fasisme Franco di Spanyol membentuk perspektif politiknya yang tajam. Karyanya yang paling terkenal, Animal Farm, merupakan alegori politik brilian yang mengkritik revolusi yang berubah menjadi tirani baru. Melalui metafora hewan-hewan peternakan, Orwell menyoroti bahaya penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi cita-cita revolusioner.
Multatuli: Penderitaan yang Melahirkan Karya Abadi
Eduard Douwes Dekker, yang lebih dikenal dengan nama pena Multatuli (berarti "aku sudah sangat menderita" dalam bahasa Latin), adalah penulis Belanda yang mengubah wajah kolonialisme melalui karyanya. Lahir pada 2 Maret 1820, Multatuli menuangkan kepedihannya menyaksikan penindasan kolonial dalam novel legendaris Max Havelaar.
Artikel Terkait
Kapolsek dan 11 Anggotanya Dicopot Usai Bandar Narkoba Kabur, Polsek Dibakar Massa
Tanpa Kembang Api, Jakarta Siapkan Delapan Panggung dan Atraksi Drone untuk Malam Tahun Baru 2026
Patroli Dini Hari Gagalkan Persiapan Tawuran di Menteng, 6 Pemuda Diamankan
Janji Pemerintah Terendam Banjir, Respons Bencana Sumatra Masih Lambat