Kasus Fidusia Neni Nuraeni: Kejari Karawang Buka Suara, Kuasa Hukum Bantah Klaim
Kejaksaan Negeri (Kejari) Karawang akhirnya memberikan pernyataan resmi mengenai perkembangan terbaru kasus fidusia yang menjerat Neni Nuraeni, seorang ibu menyusui berusia 37 tahun. Perkara hukum ini masih terus disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Karawang dengan jadwal sidang tuntutan direncanakan pada 18 November 2025.
Pernyataan Resmi Kejaksaan Karawang
Kasipidum Kejari Karawang, Deby F Fauzi, menyampaikan bahwa pihak kejaksaan belum dapat merinci secara spesifik mengenai isi tuntutan yang akan diajukan. Meski demikian, Deby menegaskan komitmen kejaksaan untuk mengupayakan penyelesaian terbaik dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
"Kami tetap mempertimbangkan kepentingan pelaku, kepentingan korban, dan juga kami tetap junjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan," jelas Deby dalam pernyataannya. "Pada pokoknya kami tetap berpegang teguh pada fakta persidangan, kami pertimbangkan kepentingan korban dan terlapor," tambahnya.
Upaya Restorative Justice Gagal
Deby mengungkapkan bahwa sebelum kasus ini dilimpahkan ke persidangan, kejaksaan telah berupaya maksimal untuk menyelesaikan perkara melalui pendekatan restorative justice. Upaya mediasi antara Neni Nuraeni dan pihak Adira Finance tersebut sayangnya tidak membuahkan hasil karena tidak tercapai kesepakatan perdamaian antara kedua belah pihak.
Artikel Terkait
Upacara Tabur Bunga TNI AL di KRI Brawijaya Peringati Hari Pahlawan 2025
Bobibos: Bahan Bakar Nabati RON 98 dari Jonggol, Setara Pertamax Turbo Cuma Rp 4 Ribuan
Bobibos Ekspansi SPBU Nasional, ESDM Ingatkan Sertifikasi BBM Wajib
Daftar 10 Penerima Gelar Pahlawan Nasional 2025 dari Presiden Prabowo, Termasuk Gus Dur dan Soeharto