Prasetyo Hadi menekankan kekhawatiran Presiden Prabowo mengenai dampak psikologis jangka panjang dari game kekerasan. Ia mencontohkan game seperti PUBG, yang di dalamnya terdapat pengenalan berbagai jenis senjata.
"Lebih berbahaya lagi ini kan secara psikologis, terbiasa melakukan yang namanya kekerasan itu sebagai sesuatu yang mungkin menjadi biasa saja," jelasnya.
Kekhawatiran ini juga mencakup normalisasi tindakan perundungan atau bullying jika anak-anak terbiasa dengan konten kekerasan dalam game.
Solusi Proaktif: Aktifkan Kembali Kegiatan Sosial
Selain pembatasan game online, Presiden Prabowo juga menginstruksikan langkah proaktif dengan menghidupkan kembali kegiatan sosial dan kepemudaan. Dua program yang ditekankan adalah:
- Karang Taruna di tingkat kampung harus diaktifkan kembali.
- Pramuka di lingkungan sekolah juga harus lebih aktif.
Peran Guru dan Tenaga Pendidik
Instruksi presiden juga mencakup peran guru dan tenaga pendidik. Mereka diminta untuk lebih waspada dan peka terhadap kondisi serta perilaku siswa di lingkungan sekolah.
"Kalau di lingkungan sekolah bagaimana juga para guru dan tenaga pendidik harus lebih aware atau perhatian manakala ada sesuatu yang dirasa mencurigakan," tukas Prasetyo Hadi.
Artikel Terkait
Ledakan SMAN 72 Jakarta: Korban, Motif Neo-Nazi, dan Update Terbaru
3 Strategi Kemendikdasmen Cegah Bullying di Sekolah Pasca Insiden SMAN 72
Presiden Prabowo Pimpin Renungan Suci di TMP Kalibata, Ingatkan Jasa Pahlawan 10 November
Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta: Kondisi Terkini & Dukungan Pemprov DKI