Polemik Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Akademisi IAIN Ternate Serukan Kedewasaan Bangsa
Dr. Arwan M. Said, seorang akademisi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, memberikan pandangannya mengenai wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden kedua RI, Soeharto. Menurutnya, perdebatan tentang masa lalu memang tidak terelakkan, namun bangsa yang dewasa harus mampu melihat sejarah secara utuh.
"Bangsa yang dewasa adalah bangsa yang mampu memaafkan. Luka sejarah memang ada, tetapi tidak boleh menutup pandangan kita terhadap jasa seseorang. Soeharto punya kontribusi nyata dalam pembangunan, stabilitas, dan penguatan kedaulatan bangsa," ujar Arwan dalam siaran persnya, Sabtu (8/11).
Penolakan Gelar Pahlawan untuk Soeharto Harus Objektif
Arwan menjelaskan bahwa penolakan terhadap wacana pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto sebaiknya tidak dilihat dari kacamata emosional semata. Pertimbangan harus diberikan secara objektif terhadap pengabdian dan kontribusinya bagi Indonesia.
"Kami tidak sedang menulis ulang sejarah, tetapi sedang belajar darinya. Menghormati jasa bukan berarti melupakan kesalahan. Justru dari pengakuan itulah kedewasaan bangsa diuji," lanjutnya.
Artikel Terkait
Program Makan Bergizi: Ketika Jerawat Remaja Jadi Target dan Nanas Dibagi untuk Lima Hari
Muslim Arbi Desak Prabowo Pecat Bahlil, Sebut Tambang Picu Perpecahan NU
Dari Piagam Madinah ke Nakba: Jejak Panjang Pengkhianatan dan Perjuangan di Tanah Palestina
Armada Kemanusiaan Global Siap Hadang Blokade Gaza pada 2026