Refleksi Politik Muslim: Pelajaran dari Kemenangan Zohran Mamdani
Kemenangan Zohran Mamdani dalam politik Amerika Serikat menuai beragam reaksi, terutama terkait latar belakang keagamaannya. Banyak yang menilai pandangan dan prinsip Mamdani tidak sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai Islam umumnya. Namun, momen ini justru membuka ruang refleksi bagi umat Muslim global untuk memahami realitas politik modern yang semakin kompleks.
Pentingnya Partisipasi Politik Umat Muslim
Umat Islam perlu melihat persoalan politik dengan kacamata lebih bijak. Perbedaan manhaj, mazhab, pandangan, atau latar belakang seseorang seharusnya tidak menghalangi penilaian terhadap arah perjuangannya. Dalam konteks kemanusiaan, banyak tokoh dari berbagai latar justru lebih tegas membela keadilan dan menolak penindasan, sementara sebagian tokoh yang mengaku memperjuangkan Islam memilih diam di hadapan kezaliman.
Umat Islam harus meninggalkan pandangan apatis bahwa karena tidak ada calon ideal, maka memilih untuk tidak berpartisipasi dalam politik. Sikap ini hanya akan memojokkan umat Islam tanpa daya menentukan arah kebijakan yang mempengaruhi hidup mereka. Sementara dunia terus bergerak dan keputusan besar diambil, mereka yang diam akan tetap menjadi penonton—bahkan korban—dari kebijakan yang ditentukan orang lain.
Membedakan Konteks Kampanye dan Prinsip Dasar
Zohran Mamdani sering diserang karena dianggap mendukung kelompok LGBT. Padahal, konteks kampanyenya lebih menekankan prinsip kesetaraan dalam akses layanan publik dan kesehatan bagi semua warga tanpa diskriminasi. Dalam sistem liberal seperti Amerika, hal ini merupakan bentuk penghormatan terhadap hak asasi manusia—bukan dukungan terhadap perilaku tertentu.
Artikel Terkait
Polemik Pakubuwono XIV: Prosesi Dinilai Terlalu Dini dan Timbulkan Protes Internal Keraton
Penertiban 30 Bangunan Liar di Lahan 60 Hektar Lampung untuk Agro Park
DPR/MPR Kembali Diawasi Internal, TNI-Polri Resmi Ditarik dari Senayan
Kemenkominfo Blokir 2,4 Juta Situs Judi Online dan Bekukan 23 Ribu Rekening