Li awalnya berarti ritus atau upacara, namun maknanya berkembang menjadi sopan santun, tata krama, dan budi pekerti. Ajaran ini menuntun manusia untuk bersikap hormat dalam interaksi sehari-hari dan upacara keagamaan. Di era digital, penerapan Li dapat diwujudkan dengan menghormati perbedaan, beretika dalam menggunakan media sosial, dan menjaga kesopanan dalam interaksi publik.
4. Zhi (智): Kebijaksanaan
Zhi adalah kebijaksanaan yang memampukan seseorang untuk membedakan yang baik dan buruk. Orang yang bijak akan selalu berusaha memperbaiki kesalahan dan berkata dengan jujur. Dalam kepemimpinan modern, Zhi menuntut seorang pemimpin untuk memerintah dengan moral dan integritas, menjadi teladan yang dapat dijadikan panutan, bukan dengan kekuasaan yang otoriter.
5. Xin (信): Dapat Dipercaya dan Kejujuran
Xin berarti dapat dipercaya dan kejujuran. Nilai ini menjadi fondasi kepercayaan dalam hubungan sosial. Sebuah negara atau pemimpin harus dapat dipercaya agar masyarakat patuh. Tanpa Xin, aturan dan norma sosial tidak akan berjalan dengan baik. Dalam konteks modern, Xin mewujud dalam integritas pribadi, kejujuran dalam pekerjaan, dan transparansi dalam pemerintahan.
Relevansi Ajaran Etika Konghucu di Masa Kini
Kelima ajaran etika Konghucu—Ren, Yi, Li, Zhi, dan Xin—bukan hanya sekadar pedoman moral tradisional, melainkan fondasi untuk membangun masyarakat yang harmonis, adil, dan beradab di era modern. Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dapat menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, dan kasih sayang, yang sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan perubahan zaman.
Artikel Terkait
Penertiban 30 Bangunan Liar di Lahan 60 Hektar Lampung untuk Agro Park
DPR/MPR Kembali Diawasi Internal, TNI-Polri Resmi Ditarik dari Senayan
Kemenkominfo Blokir 2,4 Juta Situs Judi Online dan Bekukan 23 Ribu Rekening
Hipertensi pada Lansia: 37% Prevalensi & Solusi Deteksi Dini Menurut Wamenkes