Yanuar Rizky (Pengamat ekonomi)
Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk Kuartal III tahun 2025. Sebelum rilis, banyak narasi optimis yang beredar mengenai pemulihan likuiditas dan peningkatan belanja masyarakat. Namun, data yang dirilis justru menunjukkan fakta yang berbeda.
Data BPS mengungkap bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Kuartal III 2025 hanya mencapai 4,89%. Angka ini merupakan angka terendah dalam 14 tahun terakhir, sebuah fakta yang patut menjadi perhatian serius.
Analisis lebih lanjut dari Bright Institute menunjukkan bahwa baseline atau angka pertumbuhan normal konsumsi rumah tangga (tidak termasuk periode pandemi Covid-19) berada di level 5,19%. Artinya, pertumbuhan konsumsi kuartal ini tidak hanya rendah secara historis, tetapi juga berada di bawah pertumbuhan alamiahnya.
Lalu, apa yang dimaksud dengan pertumbuhan alamiah? Ini adalah angka pertumbuhan konsumsi yang naik sebagai penyesuaian terhadap kenaikan harga (inflasi), di mana daya beli konsumen masih mampu mengikutinya hingga tercapai titik keseimbangan baru.
Artikel Terkait
Libur Sekolah, Program Makan Bergizi Gratis Tetap Fokus ke Ibu Hamil dan Balita
Di Tengah Reruntuhan, Tawa Anak-anak Menyembuhkan Luka Banjir Aceh Tamiang
Pendiri Lush Beri Sinyal Tegas: Tak Sepolitik Saya? Jangan Beli Produk Kami
Kata Berisik Dewi Perssik untuk Korban Aceh Tuai Badai Kritik