Anies Baswedan Kritik Pemerintahan: Janji Pemerintah Belum Terasa di Lapangan
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan kritik tajam terhadap pemerintahan saat ini dalam acara Dialog Kebangsaan Suara Rakyat di Padang. Ia mempertanyakan realisasi janji-janji besar pemerintah yang telah berjalan satu tahun atau 20 persen dari masa jabatan lima tahun.
"Setelah berjalan 20 persen ini, apakah janji-janji besar itu paling tidak terasa sudah 20 persen di lapangan? Janji soal jutaan lapangan kerja, jutaan rumah rakyat, ratusan fakultas kedokteran baru. Apakah sudah mulai kelihatan bentuknya di kabupaten, di nagari, di pasar, di rumah-rumah warga?" tanya Anies di hadapan ratusan hadirin.
Tiga Keresahan Utama Rakyat Menurut Anies Baswedan
Anies mengidentifikasi tiga keresahan utama masyarakat: urusan makan, urusan kerja, dan urusan masa depan. Ia menyoroti kesenjangan antara laporan ekonomi yang terdengar bagus dengan kondisi riil masyarakat di lapangan.
"Jurangnya ada di sini. Angka di atas nampak tumbuh, tapi di bawah merasa was-was," ujar Anies, menggambarkan kondisi di mana harga beras, lauk, transportasi, pendidikan, dan kesehatan terus menekan keluarga.
Terkait lapangan kerja, ia mengkritisi klaim penurunan pengangguran yang sebenarnya hanya perpindahan dari pekerjaan formal ke informal dengan perlindungan sosial dan hukum yang lemah serta upah tak layak.
Kritik Anies terhadap Proyek Prestisius dan Utang Negara
Dengan tegas, Anies mengingatkan pengalaman proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sebagai contoh buruk alokasi anggaran negara.
"Kita ingat pernah ada pembangunan kereta api cepat dari Jakarta ke Bandung. Yang menanggung adalah rakyat dari Sabang sampai Merauke, yang merasakan..." katanya, disambut tepuk tangan hadirin.
Ia menekankan bahwa dalam kondisi tekanan hidup seperti sekarang, negara tidak boleh sibuk mengejar seremoni dan proyek berbiaya besar yang manfaatnya belum tentu dirasakan rakyat, apalagi menimbulkan beban utang.
Struktur Pemerintah Makin Gemuk Menurut Anies
Anies juga menyoroti inkonsistensi pemerintah yang strukturnya makin gemuk dengan penambahan lembaga-lembaga baru, sementara daerah dan rakyat diminta berhemat.
Artikel Terkait
10 Negara Terkuat di Dunia 2025, AS dan China di Puncak
Budi Arie Setiadi Kembali Pimpin Projo 2025-2030, Logo Baru Akan Diganti
Projo Ganti Logo Jokowi: Dampak Reshuffle & Pergeseran Dukungan ke PSI
Keracunan Massal Siswa SMK di Batang: Ini Penyebab dan Masalah Dasar Program MBG