Proyek Kereta Cepat Whoosh: Sejarah Kesepakatan Jokowi dengan China vs Proposal Jepang

- Minggu, 02 November 2025 | 10:40 WIB
Proyek Kereta Cepat Whoosh: Sejarah Kesepakatan Jokowi dengan China vs Proposal Jepang

Proyek Kereta Cepat Whoosh: Sejarah Kesepakatan Jokowi dengan China dan Perbandingan Proposal Jepang

Sosiolog Perkotaan dari Nanyang Technology University (NTU) Singapura, Profesor Sulfikar Amir, mengungkap fakta menarik tentang proses penandatanganan kerja sama proyek kereta cepat Whoosh antara Indonesia dan China pada 2014. Dalam program ROSI di KompasTV, Sulfikar menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian saat itu, Sofyan Djalil, ketika menandatangani kesepakatan dengan Presiden China Xi Jinping.

Sejarah Awal Kerja Sama Kereta Cepat Indonesia-China

Pertemuan bersejarah antara Jokowi dan Xi Jinping terjadi pada Mei 2014 di Jakarta, bertepatan dengan peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA). Pertemuan ini berlangsung hanya satu bulan setelah kunjungan Jokowi ke China. Menurut Sulfikar, penandatanganan kerja sama pada saat itu menunjukkan bahwa komitmen proyek kereta cepat sudah dimulai jauh sebelum pengumuman resmi dari pemerintah Indonesia.

Sofyan Djalil, yang dilantik sebagai Menko Perekonomian pada 27 Oktober 2014, mendampingi Jokowi dalam proses ini. Karir Sofyan Djalil kemudian mengalami beberapa pergeseran jabatan, dari Menko Perekonomian (2014-2015), Menteri PPN (2015-2016), hingga Menteri ATR (2016-2022).

Dampak Kesepakatan 2014 terhadap Perencanaan Proyek Whoosh

Sulfikar Amir menilai bahwa kesepakatan antara Jokowi dan Xi Jinping pada 2014 memberikan dampak signifikan terhadap perencanaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh. Menurut analisanya, kesepakatan inilah yang menyebabkan perencanaan proyek menjadi tidak matang dan berujung pada kondisi yang kita lihat sekarang.


Halaman:

Komentar