Boikot Dubai dan UAE: Sikap Solidaritas atas Pembantaian Sudan
Gerakan boikot Dubai dan Uni Emirat Arab (UAE) semakin menguat sebagai bentuk protes terhadap keterlibatan mereka dalam konflik dan pembantaian di Sudan. Banyak yang mempertanyakan, apakah boikot terhadap UAE berdampak? Namun, esensi dari aksi boikot ini bukan semata-mata tentang seberapa besar pengaruhnya, melainkan tentang menunjukkan sikap solidaritas sebagai bentuk iman yang paling minimal.
Seperti halnya boikot global terhadap entitas yang terafiliasi dengan Israel, aksi serupa terhadap UAE adalah wujud penolakan atas tindakan yang didukung oleh investigasi independen PBB. Laporan PBB mengungkap keterlibatan UAE dalam konflik Sudan yang telah menewaskan ribuan warga sipil.
Boikot terhadap UAE tidak hanya terbatas pada produk konsumsi. Sebagai destinasi wisata populer, boikot travel ke Dubai dan penggunaan maskapai seperti Etihad Airways dapat menjadi langkah nyata, terutama bagi masyarakat Indonesia yang kerap menggunakan jasa tersebut.
Dengan memahami alasan di balik gerakan ini, diharapkan kesadaran kolektif akan meningkat. Boikot adalah senjata ekonomi yang dapat digunakan untuk menekan dan menyuarakan keadilan bagi rakyat Sudan.
(Kang Irvan Noviandana)
Artikel Terkait
Mendagri Tito Karnavian Raih Outstanding in Governance di CNN Indonesia Awards 2025, Ini Prestasinya
Tenda Drag Race Gunungkidul Roboh Diterjang Angin Kencang, Sejumlah Mobil Rusak
Bareskrim Ungkap Tambang Pasir Ilegal di Gunung Merapi, Transaksi Capai Rp 3 Triliun
BMKG Ungkap 2 Penyebab Hujan Deras di Indonesia, La Nina hingga Suhu Laut