Zulfa mengungkapkan keprihatinan mendalam karena insiden ini terjadi berdekatan dengan musibah serupa di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang terjadi pada September 2025 lalu. "Tentu saja kami sangat prihatin atas musibah ini. Berulang dalam waktu yang hanya selisih satu bulan dari musibah Al Khoziny, Sidoarjo," ujarnya.
Permintaan Bantuan ke Pemerintah
PBNU meminta pemerintah turun tangan membantu mencarikan solusi, terutama untuk bangunan-bangunan tua di pondok pesantren yang berpotensi membahayakan keselamatan santri. "Kami berharap agar pemerintah bisa membantu pesantren tua yang bangunan-bangunannya berpotensi membahayakan. Agar membantu dengan cara memperbaiki bangunan-bangunan tersebut, agar santri-santrinya kembali bisa belajar dengan aman," tegas Zulfa.
Monitoring dan Pendataan Bangunan Pesantren Tua
Secara internal, PBNU mengungkapkan telah melakukan monitoring, pendataan, dan inventarisasi sejumlah bangunan pondok yang tua. Zulfa juga memerintahkan RMI (Rabithah Ma'ahid Islamiyah) untuk bekerja sama dengan berbagai pihak membantu pondok tua yang ada di lingkungan NU.
Kejadian ambruknya atap asrama putri ponpes Situbondo ini menjadi peringatan penting mengenai perlunya perhatian serius terhadap keamanan infrastruktur pendidikan pesantren di Indonesia.
Artikel Terkait
Megawati Murka: Buzzer hingga Bantuan Mi Instan Dikecam di Tengah Kisah Lapangan
Minyak dan Darah: Sumber Daya yang Menggerus Perdamaian di Timur Tengah
Pemuda Gorontalo Diciduk Usai Video Mesum dengan Siswi SMP Viral
Kekacauan Berdarah di Stasiun Taipei: Pelaku Bom Asap Tewas Usai Teror