Kemenhaj Pilih 2 Syarikah Haji 2026 untuk Minimalisir Masalah Layanan
Wakil Menteri Haji dan Umrah (Wamenhaj) Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan alasan Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) hanya menunjuk dua syarikah atau perusahaan swasta Arab Saudi untuk penyelenggaraan haji 2026. Langkah ini diambil untuk meminimalisir berbagai masalah yang kerap ditimbulkan oleh para syarikah.
Belajar dari Kekacauan Tahun Sebelumnya
Dahnil menjelaskan bahwa pada penyelenggaraan haji 2025, Kemenhaj memilih delapan syarikah yang justru menimbulkan kekacauan luar biasa. Untuk mencegah terulangnya peristiwa tersebut, pemerintah memutuskan untuk mengurangi jumlah syarikah secara signifikan.
Mengikuti Usulan Pemerintah Arab Saudi
Kebijakan ini juga merupakan respons atas usulan resmi dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia secara khusus mengusulkan agar Indonesia hanya menggunakan maksimal dua syarikah untuk layanan jamaah haji.
Proses Seleksi Ketat dari 66 Syarikah
Setelah mempertimbangkan usulan tersebut, Kemenhaj membuka proses lelang yang diikuti oleh 66 syarikah. Melalui proses seleksi yang ketat dan diskusi panjang dengan pemerintah Saudi Arabia, akhirnya terpilih dua syarikah terbaik: Rakeen Masyariq Al Mutamayizah Company for Pilgrim Service dan Albait Guest.
Memilih yang Terbaik di Antara yang Bermasalah
Dahnil mengakui bahwa kedua syarikah terpilih tetap berpotensi menimbulkan masalah. Namun, keduanya dinilai sebagai yang terbaik di antara delapan syarikah yang digunakan sebelumnya. Proses seleksi dilakukan secara transparan oleh tim pengadaan tanpa intervensi dari pihak manapun, termasuk Menteri dan Wakil Menteri.
Artikel Terkait
Danantara Garap Hotel dan Lahan Strategis di Dekat Masjidil Haram
Sidang Perdana Nadiem Cs: Kasus Chromebook Rp2,1 Triliun Dibuka
Ijazah Asli Jokowi Akhirnya Dipertontonkan di Ruang Penyidik
Yaman: Medan Duel Saudi-Iran yang Tak Kunjung Padam