Lebih lanjut, Habib Syakur mengingatkan tentang pentingnya menjaga etika dan marwah organisasi, khususnya dalam tradisi pesantren. Ia menyoroti bahwa citra santri dan Nahdlatul Ulama (NU) justru sering tercoreng oleh perilaku internal.
"Terkadang rusaknya wajah santri dan NU tidak selalu diakibatkan oleh pihak luar, tak jarang justru disebarkan oleh kelakuan orang yang mengaku santri dan kader NU," pungkasnya.
Kronologi Ancaman Gorok Leher oleh Ainul Yakin
Insiden ini berawal dari unjuk rasa yang dipimpin Muhammad Ainul Yakin sebagai Ketua PW GP Ansor DKI Jakarta. Dalam orasinya, Ainul Yakin menyampaikan ancaman eksplisit kepada karyawan Trans 7.
"Jangan sampai kader-kader Banser menggorok leher kalian seperti anak Banser menggorok PKI," ucap Ainul Yakin dalam orasinya pada Kamis, 16 Oktober 2025, yang disambut sorak peserta aksi.
Pernyataan ini dilengkapi dengan klaim bahwa "Halal darah kalian apabila kalian mengolok-olok ulama nahdlatul ulama," yang semakin memicu kontroversi dan menimbulkan desakan untuk memecat Ainul Yakin dari jabatannya di Kementerian Agama.
Artikel Terkait
Di Tengah Hiruk-Pikuk Zaman, Islam Mengajak Kita Menemukan Hikmah dalam Keheningan
Tim KPK Usut Dugaan Korupsi Kuota Haji, Periksa Lokasi di Mina
Di Balik Gerobak Bakso Pangandaran: Kisah Nelayan yang Bertahan di Tepian
Bupati Lampung Tengah Tersandung Suap Rp5,7 Miliar untuk Bayar Utang Kampanye