Masalah Tenaga Kerja dan Kerahasiaan Kontrak
Dari 39.000 lapangan kerja yang dijanjikan, hanya 24.000 untuk pekerja lokal Indonesia. Mayoritas manajemen top level adalah ekspatriat China, sementara pekerja Indonesia hanya mengisi posisi buruh. Yang lebih mengkhawatirkan, kontrak Whoosh dirahasiakan bahkan dari anggota DPR.
Studi: 142 Kontrak China Penuh Jebakan
Mahfud merujuk studi AidData yang menganalisis 142 perjanjian bank China dengan 24 negara berkembang. Temuan studi menunjukkan pola serupa yang merugikan negara peminjam:
- Klausul kerahasiaan sebagai poin utama
- Bank China mempengaruhi kebijakan ekonomi dan luar negeri
- 90% kontrak memuat ketentuan China dapat mengakhiri kontrak jika terjadi perubahan kebijakan
- Keharusan memberi prioritas kepada bank China atas kreditur lainnya
- Jika putus hubungan diplomatik, debitur dianggap wanprestasi
- 30% kontrak mewajibkan agunan disetor di tempat khusus yang dipegang China
- China bisa menyita aset yang diagunkan jika bangkrut
Penyelesaian Politik dan Hukum
Mahfud menegaskan kasus Whoosh harus diselesaikan secara politik dan hukum untuk mencegah terulangnya penyalahgunaan kewenangan di masa depan. "Agar tidak ada penggunaan kewenangan yang bergeser menjadi penyalahgunaan kekuasaan," tegasnya.
Kasus Whoosh menjadi sorotan setelah pernyataan Menkeu yang menolak membayar utang dari APBN, disusul rapat kerja Komisi VI DPR yang mengungkap besarnya kerugian dan beban utang proyek kereta cepat ini.
Artikel Terkait
Sri Sultan HB X Beri Peringatan Keras: Jangan Abai Suara Anak Muda, Sebelum Terlambat!
Rahasia 250 Tenda Biru di Gunung Halimun Salak: Fakta Mengerikan yang Terungkap dari Langit
Kodim Yahukimo Ubah Nasib 2 Keluarga Papua dengan Renovasi Rumah Tak Layak Huni, Hasilnya Bikin Haru!
Sri Sultan HB X Buka Suara: Perempuan Bisa Jadi Raja Keraton Yogyakarta?