Belajar dengan Jiwa: Rahasia Pendidikan yang Tak Pernah Diajarkan di Sekolah

- Jumat, 24 Oktober 2025 | 09:50 WIB
Belajar dengan Jiwa: Rahasia Pendidikan yang Tak Pernah Diajarkan di Sekolah

Belajar dengan Jiwa: Tentang Ilmu, Makna, dan Keheningan

Oleh: Makdang Edi

Sudah lebih dari delapan puluh tahun bangsa ini menitipkan harapannya pada pendidikan. Namun, semakin megah gedung-gedung sekolah berdiri, justru semakin jauh kita dari kebijaksanaan. Kita menjelma menjadi bangsa yang rajin belajar, namun jarang mencapai pemahaman yang mendalam. Kita mengumpulkan banyak informasi, tetapi sering kali gagal menangkap maknanya. Buku tebal terus ditulis, seminar digelar, kurikulum berganti, namun kehidupan kita tetap dipenuhi kegaduhan dan kelelahan. Mungkin ini terjadi karena kita melupakan satu hal mendasar: bahwa belajar bukan semata urusan akal pikiran, melainkan juga melibatkan hati. Pengetahuan tanpa sentuhan jiwa hanyalah kumpulan data, bukan penerang kehidupan.

Fenomena Belajar yang Kehilangan Jiwa

Manusia modern sering terjebak dalam anggapan bahwa banyak membaca sama dengan banyak memahami. Padahal, pengetahuan sejati tidak diukur dari seberapa banyak informasi yang berhasil dikumpulkan, melainkan dari seberapa dalam seseorang mampu mengubah informasi tersebut menjadi kesadaran hidup. Akal budi mampu mengatur tata dunia, namun hanya jiwa yang dapat merangkai makna. Saat ilmu terpisah dari jiwa, pengetahuan berubah menjadi sesuatu yang dingin, kering, dan tanpa arah yang jelas. Ia kehilangan sisi kemanusiaannya—tidak lagi menuntun, melainkan cenderung menguasai. Belajar dengan jiwa berarti menghidupkan kembali dimensi keheningan di tengah riuhnya perdebatan. Ini adalah keberanian untuk tidak hanya mendengar kata-kata, tetapi juga menyelami makna di baliknya. Sebab, kebenaran seringkali bersemayam bukan di permukaan bunyi, melainkan di kedalaman hening.

Proses Menyatukan Ilmu dengan Diri


Halaman:

Komentar