Tokoh NU Ainun Najib menilai aksi Banser yang baru-baru ini viral memiliki dua sisi yang bertolak belakang. Praktisi teknologi informasi asal Gresik ini menyoroti unjuk rasa tersebut yang dinilainya berpotensi memicu provokasi di bagian akhir aksinya.
Melalui akun X @ainunnajib, Ainun Najib mengkritik dengan tegas: "Separuh awal videonya OK, separuh akhirnya provokasi berbahaya." Pernyataan ini menjadi sorotan publik dalam menanggapi aksi unjuk rasa Banser.
Ainun berharap organisasi sayap NU tersebut dapat menahan diri dan bertindak lebih terukur dalam menyampaikan aspirasi. Ia kemudian memberikan contoh positif dari aksi Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) yang dinilainya lebih tertib dan terarah saat melakukan protes di kantor Trans7.
"Semoga Banser lebih bisa mengukur dan menahan diri seperti Himasal (Himpunan Alumni Santri Lirboyo) yang pertama ngeluruk ke Trans7," lanjutnya dalam cuitan yang kini ramai diperbincangkan.
Tidak berhenti di situ, Ainun Najib juga mengingatkan agar situasi sosial-politik tahun 2025 tidak mengarah pada konflik seperti masa lalu. "2025 tidak seperti Banyuwangi 1998 apalagi Madiun 1948," tegasnya, mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas nasional.
Artikel Terkait
Di Balik Gerobak Bakso Pangandaran: Kisah Nelayan yang Bertahan di Tepian
Bupati Lampung Tengah Tersandung Suap Rp5,7 Miliar untuk Bayar Utang Kampanye
Suharti Buka Suara: Data Pendidikan Masih Banyak PR Meski 71,9% Dinilai Baik
Di Balik Duka Sumatera, Solidaritas Ternyata Menyembuhkan Jiwa Penolong