Tekanan keuangan akibat utang Whoosh tercermin dalam laporan keuangan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Anak usaha KAI, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), mencatat kerugian Rp 4,19 triliun pada 2024 dan Rp 1,62 triliun di semester I-2025.
Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menyebut situasi ini sebagai "bom waktu" dan tengah menyiapkan langkah bersama Danantara untuk mencari solusi.
Komitmen Jaga Stabilitas Fiskal
Purbaya menegaskan komitmennya untuk tidak menggunakan APBN dalam pembayaran utang Whoosh. "Saya sudah putus, tidak mau gunakan APBN untuk Whoosh," tegasnya.
Keputusan ini dinilai sebagai langkah hati-hati untuk menjaga stabilitas fiskal dan kredibilitas pengelolaan dana publik. Danantara akhirnya berjanji akan mengkaji ulang usulan tersebut dan meninjau alokasi dividen untuk proyek-proyek produktif yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sumber: konteks
Foto: Purbaya tolak APBN untuk utang Whoosh, bagaimana sikap Danantara dan KAI? (Instagram @menkeuri, @danantara.indonesia)
Artikel Terkait
Lukas Luwarso Siapkan Tiga Dokumen Baru Usai Gugatan Ditolak KIP
Ekonomi Tumbuh, Dompet Menipis: Platform Ini Tawarkan Penghasilan Harian dari Aset Riil
Banjir Dosa: Ketika Maksiat Kolektif Mengundang Bencana
SIM Keliling Bandung Siap Layani Perpanjangan di Dua Titik Hari Ini