Mengapa Erdogan Tak Dikafirkan Ulama Meski Pimpin Negara Sekuler?

- Kamis, 16 Oktober 2025 | 14:00 WIB
Mengapa Erdogan Tak Dikafirkan Ulama Meski Pimpin Negara Sekuler?

Mengapa Banyak Ulama Tidak Mengkafirkan Erdogan Meski Memimpin Negara Demokrasi?

Pertanyaan tentang status pemimpin yang tidak sepenuhnya menerapkan hukum Islam sering menjadi perdebatan. Lalu, mengapa banyak ulama tidak serta-merta mengkafirkan Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki, yang memimpin negara dengan sistem demokrasi? Berikut adalah beberapa alasan mendasarnya.

1. Rincian Hukum antara Kufur Asghar dan Kufur Akbar

Para ulama tidak memutlakkan bahwa "tidak berhukum dengan hukum Allah" secara otomatis dianggap kufur akbar (kekafiran besar yang mengeluarkan dari Islam). Mereka merinci kondisi pelakunya, yang bisa jatuh pada tingkat kufur asghar (dosa besar) atau kufur akbar, tergantung niat, keyakinan, dan kondisinya. Pendekatan ini berbeda dengan doktrin Khawarij yang sering menyalahkan dan mengkafirkan.

2. Perbedaan Mendasar antara Islamis dan Liberalis

Ulama juga membedakan antara kaum Islamis dan liberalis. Kaum Islamis adalah mereka yang berjuang melalui sistem demokrasi dengan tujuan memperjuangkan nilai-nilai Islam secara bertahap. Sementara kaum liberalis secara ideologis menolak dan membenci syariat Islam. Erdogan dilihat termasuk dalam golongan pertama.

3. Prinsip Tidak Membebani di Luar Kemampuan


Halaman:

Komentar