Pertamina Klaim Campuran Etanol pada BBM untuk Tekan Emisi Karbon: Telah Diterapkan secara Internasional

- Jumat, 03 Oktober 2025 | 14:15 WIB
Pertamina Klaim Campuran Etanol pada BBM untuk Tekan Emisi Karbon: Telah Diterapkan secara Internasional


MURIANETWORK.COM
- PT Pertamina Patra Niaga menegaskan penggunaan etanol dalam bahan bakar minyak (BBM) merupakan best practice yang berlaku secara internasional untuk menekan emisi karbon, meningkatkan kualitas udara, sekaligus mendukung transisi energi berkelanjutan.

“Penggunaan etanol dalam BBM bukan hal baru, melainkan praktik yang telah mapan secara global,” ujar Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, di Jakarta seperti dilansir dari Antara, Jumat (3/10/2025).

Menurut Roberth, implementasi etanol terbukti mengurangi emisi gas buang, menekan ketergantungan pada bahan bakar fosil murni, serta mendukung perekonomian lokal melalui pemanfaatan bahan baku pertanian.

Ia menjelaskan, etanol umumnya diproduksi dari tanaman seperti tebu atau jagung, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil murni. Dengan pencampuran etanol, emisi gas kendaraan dapat ditekan sehingga kualitas udara lebih baik.

Penggunaan etanol, lanjutnya, telah menjadi standar di banyak negara. Amerika Serikat melalui program Renewable Fuel Standard (RFS) mewajibkan pencampuran etanol ke dalam bensin dengan kadar umum E10 (10%) dan E85 untuk kendaraan flex fuel.

Brasil bahkan menjadi pelopor etanol berbasis tebu, dengan campuran hingga E27 (27%) pada bensin, menjadikan negara itu sebagai salah satu pasar kendaraan berbahan bakar etanol terbesar di dunia.

Di kawasan Eropa, kebijakan renewable energy directive (RED II) mendorong penggunaan energi terbarukan di sektor transportasi, dengan E10 kini menjadi standar di sejumlah negara seperti Prancis, Jerman, dan Inggris.

Sementara itu, India juga menargetkan pencampuran etanol hingga 20% (E20) pada 2030 sebagai bagian dari roadmap transportasi rendah karbon serta dukungan bagi petani tebu.

“Pertamina Patra Niaga berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sesuai target Net Zero Emission 2060,” tegas Roberth.

Ia menambahkan, BBM dengan campuran etanol menjadi bukti kesiapan Indonesia mengikuti praktik terbaik internasional demi masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Pernyataan ini muncul setelah PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) membatalkan rencana pembelian base fuel dari Pertamina karena hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kandungan etanol sekitar 3,5%. Padahal, sebelumnya Vivo telah menyetujui pembelian base fuel sebanyak 40.000 barel dari total 100.000 barel yang diimpor Pertamina.

Sumber: berita1

Komentar