Geng Solo Jadi Operator, Reza Chalid Pendana, Aparat Blunder, Prabowo di Tikungan Terakhir!

- Rabu, 03 September 2025 | 10:45 WIB
Geng Solo Jadi Operator, Reza Chalid Pendana, Aparat Blunder, Prabowo di Tikungan Terakhir!



Geng Solo Jadi Operator, Reza Chalid Pendana, Aparat Blunder, Prabowo di Tikungan Terakhir!


Oleh: Agus Maksum


Demo besar kemarin itu aneh. Awalnya tuntutannya jelas: usut Jokowi dan Gibran lewat DPR. Tapi tiba-tiba belok. 


DPR yang jadi sasaran. Rumah Sahroni diserbu, rumah Uya Kuya dijarah, bahkan rumah pejabat-pejabat lain ikut jadi target.


Publik bingung. Tapi bagi orang intel, ini polanya terang: demo murni dibegal. Ada yang mendanai, ada yang mengatur, ada yang membelokkan isu.


Kol (Purn) Sri Rajasa Chandra menyebut nama: Reza Chalid. Lama diam, kini muncul lagi. Dendam lama soal kasus besar yang menyeretnya membuatnya disebut jadi pendana logistik.


Di lapangan, Geng Solo yang bergerak. Mereka jadi operator. Narasi digeser. 


Arah demo dipintal. Dari “usut Jokowi” berubah jadi “gusur DPR”. Dan rakyat diarahkan untuk marah ke tempat yang salah.


Polisi pun blunder. Di satu sisi represif, di sisi lain membiarkan. Fasilitas vital bisa terbakar. 


Publik melihat polisi lemah, tapi juga brutal. Kapolri Listyo Sigit pun terjebak simalakama: mau keras salah, mau diam lebih salah.


Prabowo tahu ini. Karena itu dia memunculkan Sjafrie Sjamsoeddin di depan panggung. 


Itu sinyal bahwa kendali tidak lagi sepenuhnya di tangan “operator lama”. Sjafrie dianggap loyal 24 karat pada Prabowo, bukan bagian dari jaringan lama.


Tapi publik masih menunggu langkah besar: ganti Kapolri. Itu katup sosial yang bisa meredakan emosi rakyat. Tanpa itu, bara tetap ada.


Ibarat balapan, Prabowo kini ada di tikungan terakhir. Seperti Rossi, harus pandai memilih momen. 


Kalau salah ban, licin sedikit saja, lawan akan menyeliding. Bisa jatuh di garis finish.


Halaman:

Komentar