Berhala Yang Biasa Disembah Firaun Ditemukan di Dasar Laut

- Jumat, 29 Agustus 2025 | 02:30 WIB
Berhala Yang Biasa Disembah Firaun Ditemukan di Dasar Laut




MURIANETWORK.COM - Harta karun arkeologi kembali terungkap di Teluk Abu Qir, dekat Alexandria


Sejumlah patung besar, koin, tembikar, dan bagian kapal dagang yang sudah ribuan tahun tenggelam kini berhasil diangkat ke permukaan.


Pada 22 Agustus, tim penyelam bekerja di kedalaman Teluk Abu Qir, Alexandria, Mesir. 


Di hadapan para jurnalis, mereka mengidentifikasi artefak kuno satu per satu sebelum diangkat menggunakan crane raksasa. Semua benda ini kemudian dibawa ke darat untuk diamankan.


“Masih banyak yang berada di bawah laut, tetapi yang bisa kami angkat sangat terbatas, hanya material tertentu sesuai kriteria ketat,” ujar Sherif Fathi, Menteri Pariwisata dan Purbakala Mesir. 


“Sisanya akan tetap menjadi bagian dari warisan tenggelam kami.”


Para ahli menduga lokasi temuan ini merupakan perpanjangan kota kuno Canopus, dekat Alexandria. 


Artefak-artefak tersebut berasal dari era Dinasti Ptolemaik (305–30 SM) hingga periode Romawi yang berakhir pada 642 M. 


Temuan ini menjadi bukti bahwa kawasan tersebut “makmur dan berkembang” pada masa itu, kata Mohamed Ismail, Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Purbakala Mesir.










Misteri Kota yang Tenggelam


Bagaimana benda-benda ini berakhir di dasar laut? Sejarawan percaya kenaikan permukaan laut dan gempa bumi sekitar 1.200 tahun lalu menenggelamkan Canopus dan kota pelabuhan Thonis-Heracleion. Sejak saat itu, reruntuhan kota ini terpendam di bawah perairan Mediterania.


Beberapa patung besar berhasil diselamatkan, meskipun banyak yang rusak. Di antaranya adalah:


  • Patung granit dari era Ptolemaik yang tidak memiliki kepala.
  • Setengah bagian bawah patung marmer putih milik bangsawan Romawi.
  • Patung Sphinx dengan kartus nama Ramses II (memerintah 1279–1213 SM), salah satu penguasa dengan masa kekuasaan terpanjang dalam sejarah Mesir kuno.


Selain itu, tim juga menemukan tembikar, koin, wadah air, serta sisa bangunan batu kapur yang diduga bekas rumah, tempat ibadah, atau pertokoan.


Kapal Dagang Kuno dan Pelabuhan


Fragmen kapal dagang juga ditemukan, lengkap dengan muatan kacang almond, kenari, dan timbangan tembaga. 


Dekat lokasi itu, terdapat jangkar batu yang menunjukkan tempat ini dulu menjadi pelabuhan untuk kapal kecil.


Namun, tidak semua benda diangkat. Beberapa, seperti jangkar, sengaja dibiarkan tetap di dasar laut demi pelestarian.


Ekspedisi Perdana Setelah Aturan UNESCO


Ini merupakan penggalian bawah laut pertama di Mesir sejak diberlakukannya Konvensi UNESCO 2001 tentang Perlindungan Warisan Budaya Bawah Air, yang menegaskan perlindungan tambahan bagi artefak di bawah laut.


Meski harta karun ini berhasil diselamatkan, kekhawatiran kini tertuju pada Alexandria sendiri. 


Kota ini menghadapi kenaikan permukaan laut dan erosi pantai akibat perubahan iklim. 


Para pakar memperingatkan, tanpa langkah mitigasi, “laju keruntuhan Alexandria akan meningkat tajam,” kata Sara Fouad (Universitas Teknik Munich) dan Essam Heggy (Universitas California Selatan) kepada El País.


Artefak yang diangkat kini tengah direstorasi. Semua temuan ini akan dipamerkan dalam pameran “Secrets of the Sunken City” di Museum Nasional Alexandria


Pameran ini menampilkan 86 benda bersejarah dari era Ptolemaik dan Romawi, yang baru dibuka awal bulan ini.


Sumber: Kompas

Komentar