Alih-alih melanjutkan sesi diskusi dan pendalaman yang menjadi inti dari sebuah RDPU, Dave Laksono memberikan solusi pragmatis semua pertanyaan dan masukan lanjutan diminta untuk disampaikan secara tertulis.
Keputusan ini secara efektif memotong proses dialog langsung antara pembuat kebijakan dan narasumber.
Dengan gestur yang tampak ingin segera menyudahi agenda, Dave mengarahkan agar rapat segera ditutup.
"Jadi kalau kita semua sepakat ya temen-temen bilamana ada ingin pendalaman, ada ingin pertanyaan tolong disampaikan tertulis aja ya kepada para narasumber melalui sekretariat nanti para narasumber bisa menjawab dan kita rampung untuk kita selesaikan di panja kita," kata Dave.
Ia kemudian menutup rapat dengan kalimat yang berulang kali menekankan kata "cukup". "Jadi makanya bapak ibu sekalian, para narasumber, para panja kita sepakati ya, kita cukup ya, kita cukupi ya," pungkasnya.
Tak butuh waktu lama bagi publik untuk merespons. Kolom komentar di berbagai platform media sosial langsung dibanjiri oleh sindiran pedas dan kekecewaan dari netizen.
Mereka merasa ditinggalkan dan dikhianati oleh orang-orang yang seharusnya menyuarakan kepentingan mereka di parlemen.
Ragam komentar sarkastik pun bermunculan:
“Ini yg kalian bilang wakil rakyat?..,” tulis akun @aa04*.
“Mau pulang atau mau main padel?(emoji ketawa),” cuit @la*._**.
“DPR bersama rakyat (emoji silang) DPR meninggalkan rakyat (emoji ceklis),” timpal @ne31*.
“Katanya wakilnya rakyat eh giliraan rakyatnya mau ketemu eh pada kaburr (emoji ketawa 3x),” imbuh @thds*.
“Ini wakil partai bukan wakil rakyat soalnya (emoji ketawa),” ungkap @ti88*.
Sumber: suara
Foto: Ilustrasi demonstrasi 25 Agustus di depan Gedung DPR RI. (Antara)
Artikel Terkait
5 Cara Jitu Lindungi Dompet Digital Saat Main Game Online
Luhut Usul Family Office Pakai APBN, Purbaya Sindir: Kalau Mau, Bangun Sendiri Saja!
Korupsi Minyak Pertamina Rp285 T: Bocoran Skandal Riza Chalid yang Guncang Negara
Kenaikan Gaji PNS 2025 Sudah Fix! Simak Jadwal Cair & Cara Hitung Gaji Baru Anda