Gagal Wujudkan Visi Prabowo, Sri Mulyani dan Erick Thohir Dituntut Mundur! Generasi Muda Ultimatum Presiden di Depan Istana

- Kamis, 24 Juli 2025 | 20:00 WIB
Gagal Wujudkan Visi Prabowo, Sri Mulyani dan Erick Thohir Dituntut Mundur! Generasi Muda Ultimatum Presiden di Depan Istana


Suasana di depan Istana Merdeka Jakarta hari ini berubah menjadi panggung perlawanan moral ketika sekelompok generasi muda yang menamakan diri sebagai Aliansi Masyarakat Pengawal Marwah dan Cita-cita Presiden Indonesia menggelar aksi demonstrasi. Aksi ini membawa pesan yang keras dan tegas: “Tata kelola pemerintahan saat ini menyimpang dari visi dan misi Presiden Prabowo Subianto!”, Kamis (24/7/2025).

Dengan membawa spanduk, poster, dan semangat membara, mereka menuding bahwa sejumlah menteri dan pejabat strategis di kabinet saat ini telah gagal menjalankan arah pembangunan nasional sebagaimana dijanjikan dalam visi Indonesia Maju, Sejahtera, dan Berkeadilan.

Salah satu orator utama aksi, Aldo, menyerukan bahwa ketimpangan antara desa dan kota, penderitaan petani, buruh, pedagang kecil, hingga masyarakat perbatasan semakin nyata. “Visi Prabowo sangat jelas, menghapus ketimpangan dan memakmurkan rakyat kecil. Tapi faktanya? Makin banyak yang menderita! Ada yang tidak beres di kabinet ini!” tegasnya lantang disambut sorak massa.

Dalam orasinya, para demonstran menyampaikan lima poin tuntutan utama, yang semuanya ditujukan kepada Presiden Prabowo untuk segera bertindak cepat dan tegas:
  1. Mencopot Menteri Keuangan Sri Mulyani – Mereka menilai kebijakan Sri Mulyani hanya menguntungkan elite dan investor besar, tanpa keberpihakan terhadap sektor rakyat kecil seperti UMKM, petani, dan nelayan. “Ekonomi Ibu Sri Mulyani hanya melihat ke atas, tidak pernah menengok ke bawah!” teriak Aldo.
  2. Mengawasi dan Membenahi Badan Danantara – Badan baru yang seharusnya menjadi motor penggerak pembangunan nasional dinilai tidak transparan dan tidak akuntabel. Mereka menuntut pengawasan ketat berdasarkan asas kebenaran dan keadilan.
  3. Mencopot Rosan Roeslani dan Doni Oskaria dari Danantara – Keduanya dianggap tidak layak menduduki posisi puncak dalam Holding Operasional Danantara. “Tidak ada bukti keberhasilan. Yang ada hanya gaya elite dan tertutup!” ucap orator lain.
  4. Mencopot Erick Thohir dari Menteri BUMN – Menteri yang dulu digadang-gadang menjadi bintang ekonomi Prabowo kini dinilai gagal. “BUMN kita seperti raksasa lumpuh! Apa hasil konkretnya? Nol besar bagi rakyat kecil,” ujar peserta aksi.
  5. Merombak Kabinet yang Tidak Sejalan dengan Visi Presiden – Tuntutan ini paling keras disuarakan. Mereka meminta Presiden Prabowo mengganti seluruh menteri yang tidak menunjukkan loyalitas kerja dan tidak menampakkan hasil konkret.
Jacky, Ketua Aliansi sekaligus Koordinator Lapangan, menegaskan bahwa aksi ini murni didorong oleh moral force generasi muda yang peduli akan nasib bangsa. “Kami tidak mewakili partai atau kekuatan politik manapun. Kami adalah suara rakyat yang peduli. Kami justru ingin memperkuat posisi Presiden Prabowo agar tidak dikepung oleh para menteri pencitraan yang hanya membebani rakyat!” ujarnya dalam wawancara dengan media.

Menurutnya, ini adalah bentuk dukungan paling nyata. Jika Presiden tidak segera mengambil sikap, mereka memperingatkan bahwa aksi lebih besar akan digelar. “Kami datang dengan hati, tapi jika suara kami tidak didengar, kami akan datang dengan massa lebih besar!” ancam Jacky di akhir orasinya.

Aksi ini menandai babak baru dalam dinamika kekuasaan di tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran. Ketika suara kritik datang bukan dari oposisi politik, melainkan dari rakyat sendiri yang mendukung visi presiden, maka tekanan menjadi lebih besar.

Generasi muda yang turun hari ini memberi ultimatum terbuka: “Kami adalah anak bangsa yang masih percaya Presiden Prabowo punya jiwa kesatria. Tapi jangan biarkan kabinet merusak marwah itu! Jika Presiden tidak segera mencopot para menteri yang bermain aman dan tidak kerja nyata untuk rakyat, maka kami akan memobilisasi kekuatan lebih besar!”

Aksi ini membuka mata bahwa kepercayaan terhadap Prabowo masih tinggi, namun kesabaran terhadap para pembantunya mulai habis. Apakah Prabowo akan mengambil langkah tegas? Atau justru membiarkan api kecil ini menjadi bara yang membakar kredibilitas pemerintahannya sendiri?

Waktu akan menjawab. Namun hari ini, generasi muda telah bersuara: “Waktunya revolusi moral dari dalam istana!”

Foto: Generasi Muda Ultimatum Presiden di Depan Istana/Net

Komentar