Mantan Rektor UGM Soroti Lima Kejanggalan Ijazah Jokowi

- Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:10 WIB
Mantan Rektor UGM Soroti Lima Kejanggalan Ijazah Jokowi


Kontroversi seputar keaslian ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memanas. Kali ini, pernyataan tajam datang dari mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Sofian Effendi. Dalam sebuah pernyataan yang beredar, Prof. Sofian mengungkapkan setidaknya lima poin utama yang dinilainya mencurigakan terkait keabsahan ijazah Presiden Jokowi sebagai alumnus Fakultas Kehutanan UGM.

Pertama, Prof. Sofian menyoroti adanya ketidaksesuaian antara fotokopi ijazah yang selama ini digunakan Presiden Jokowi dengan dokumen asli yang dimiliki para wisudawan Fakultas Kehutanan UGM pada periode waktu yang sama. Ia menyebut adanya anomali format dan substansi yang seharusnya tak mungkin terjadi jika ijazah tersebut benar-benar dikeluarkan secara resmi oleh UGM.

Kedua, ia mengungkapkan bahwa foto yang tertera dalam fotokopi ijazah Jokowi bukanlah foto dirinya, melainkan wajah orang lain. “Ini bukan sekadar kekeliruan administratif, tapi menyentuh ranah otentisitas identitas,” ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (21/6/2025).

Ketiga, mantan Ketua Komisi ASN tersebut juga mempertanyakan tidak adanya bukti laporan kehilangan ijazah asli yang seharusnya menjadi dasar UGM untuk mengeluarkan ijazah pengganti atau surat keterangan resmi. “Tanpa laporan kehilangan, bagaimana mungkin UGM menerbitkan kembali dokumen resmi?” tanya Prof. Sofian.

Keempat, ia menyoroti kejanggalan pada dokumen skripsi Jokowi. Menurutnya, skripsi tersebut tidak ditandatangani oleh dosen pembimbing sebenarnya dan tidak memiliki tanggal atau waktu pengesahan yang lazimnya menjadi bagian standar akademik.

Kelima, Prof. Sofian menyuarakan keprihatinan terhadap munculnya persepsi negatif masyarakat luas terhadap UGM. Ia menilai ada kecenderungan permissive dari kampus, yang justru menimbulkan dugaan bahwa UGM sengaja membiarkan kontroversi ini berlarut-larut akibat tekanan kekuasaan.

“Saya menyampaikan ini bukan sebagai serangan politik, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan akademik. Integritas institusi pendidikan tinggi seperti UGM harus dijaga, bahkan terhadap kekuasaan sekalipun,” tegas Prof. Sofian.

Hingga berita ini diturunkan, pihak UGM belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan Prof. Sofian Effendi tersebut.

Foto: Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (ASN) Prof Sofian Effendi (Foto: Grandyos Zafna)

Komentar