[UPDATE] Jokowi Datangi Dosen Pembimbingnya di Tengah Isu Ijazah Palsu, Pertanda Apa?

- Selasa, 13 Mei 2025 | 19:45 WIB
[UPDATE] Jokowi Datangi Dosen Pembimbingnya di Tengah Isu Ijazah Palsu, Pertanda Apa?

Sosok Kasmudjo mendadak jadi sorotan setelah Presiden menyebutnya sebagai dosen pembimbing saat mengisi kuliah umum dalam rangka Dies Natalis ke-68 UGM, Desember 2024 lalu.


Namun, dalam klarifikasi di laman resmi UGM, Kasmudjo menyatakan bahwa ia hanya menjadi pembimbing akademik Jokowi, bukan pembimbing skripsi.


Hal ini menimbulkan tanda tanya publik, mengingat dalam dokumen skripsi Jokowi yang beredar, nama Prof. Dr. Ir. Achmad Soemitro tertera sebagai pembimbing utama.


Dua Kejanggalan Versi Arsip Leiden


Melalui riset di arsip Universitas Leiden, Suryadi mengungkap dua kejanggalan penting:


Pertama, Gelar Akademik Kasmudjo Tidak Konsisten


Dalam buku Jejak Langkah Fakultas Kehutanan UGM Mencerdaskan Bangsa (1996) karya Moh. Sambas Sabarnurdin yang juga tersimpan di Universitas Leiden, tercatat bahwa Kasmudjo bergabung sebagai dosen UGM pada tahun 1976 dengan gelar B.Sc. (Bachelor of Science), bukan Ir. (Insinyur) sebagaimana kini banyak diklaim media.


Pertanyaannya, dari mana dan kapan Kasmudjo memperoleh gelar insinyurnya?


Jika ia mendapatkannya setelah menjadi dosen di UGM, seharusnya ada catatan studi lanjutan di UGM atau perguruan tinggi lain yang bisa diverifikasi publik.


Jika gelar tersebut berasal dari luar UGM, maka asal-usulnya pun perlu dijelaskan secara terbuka, apalagi jika polemik ijazah Jokowi masuk ke ranah hukum.


Kedua, tahun Kelahiran Kasmudjo Bisa Diperdebatkan


Terdapat dua versi tahun kelahiran Kasmudjo: 1940 dan 1961. Jika ia lahir tahun 1961, maka saat mulai mengajar di UGM pada 1976 usianya baru 15 tahun—sesuatu yang dianggap tak masuk akal.


Suryadi menilai, kemungkinan besar tahun 1940 lebih mendekati kebenaran, namun perbedaan ini tetap menyisakan kebingungan di tengah publik.


Klaim sebagai Pembimbing Akademik Jokowi Masih Mungkin


Suryadi menyimpulkan, jika Kasmudjo memang bergabung di Fakultas Kehutanan UGM sejak 1976, maka saat Jokowi menjadi mahasiswa (1980–1985), ia sudah mengajar selama 4 hingga 8 tahun.


Dalam konteks tersebut, klaim Kasmudjo sebagai pembimbing akademik Jokowi masih masuk akal—meskipun bukan pembimbing skripsi.


Namun, untuk memastikan sistem pembimbingan seperti ini berlaku di Fakultas Kehutanan UGM era 1980-an, Suryadi menyarankan agar skripsi mahasiswa sezaman lainnya diperiksa untuk perbandingan.


Meski publik dapat mengenali sosok Kasmudjo dari pernyataan media dan penampilannya yang kini sepuh, informasi detail mengenai riwayat hidup dan karier akademiknya masih minim tersedia di internet.


Bahkan, tidak ada foto-foto masa muda Kasmudjo yang bisa dicocokkan dengan foto terbarunya.


Suryadi menyarankan, UGM membuka arsip-arsip akademik—termasuk dokumentasi lamaran kerja, riwayat studi, dan pengangkatan dosen—untuk menjawab rasa ingin tahu publik atas figur yang ikut menjadi bagian dari perjalanan akademik Presiden Jokowi.


👇👇



Sumber: Suara


Halaman:

Komentar