Direktur Utama GIAA, Wamildan Tsani Panjaitan, mengatakan, di 2024 ada beberapa pesawat yang memasuki jadwal perawatan besar (overhaul).
Tingginya biaya operasional, termasuk bahan bakar dan perawatan pesawat, telah menggerus laba perusahaan.
Beban bunga dan keuangan yang mencapai 480 juta Dolar AS semakin memperberat kondisi keuangan Garuda.
Total aset Garuda Indonesia per akhir 2024 tercatat sebesar 6,62 miliar Dolar AS, sedikit turun dari tahun lalu yang mencapai 6,73 miliar Dolar AS.
Total liabilitas turun menjadi 7,97 miliar Dolar AS hingga periode 31 Desember 2024, dari total liabilitas 8,01 miliar Dolar AS hingga periode 31 Desember 2023. Sehingga ekuitas perusahaan tetap berada di zona negatif, dengan defisit mencapai 1,35 miliar Dolar AS.
Maskapai pelat merah ini masih terus berjuang untuk memperbaiki kondisi keuangannya.
Sumber: rmol
Foto: Maskapai penerbangan Garuda Indonesia/Net
Artikel Terkait
Gilang Paksa Hadiri Pemakaman Cindy, Tapi Jenazah Istrinya Tak Juga Ditemukan!
Pengusaha Sawit Riau Diperas Rp 1,6 Miliar, Modusnya Video Call Panas yang Bikin Ngeri
Detik-Detik Haru Azan Berkumandang Kembali di Gaza, Tanda Perdamaian?
Cindy, Istri Gilang Kurniawan: Potret Terakhir Anjay, Nikah! Sebelum Tewas di Honeymoon