'Hancurkan Jokowi Sebelum Dirimu Dimusnahkan!'
Oleh: Sutoyo Abadi
Ada pepatah, “Semakin banyak kemunafikan dan keculasan, semakin sirna sikap saling percaya”.
Saat ini kita menikmati distrust di antara sesama makin luar biasa.
Berapi-api teriak perubahan, tapi yang terjadi hanya omon – omon, pencitraan terulang kembali adalah permainan yang bisa disimulasi hanya membela diri dengan kata-kata, senyuman di wajah, pidato dengan agitasi tinggi untuk meyakinkan.
Tidak akan bisa bertahan ketika tawa di hati hanya kemunafikan karena salah bersekutu dan akhirnya harus menyerah.
Prabowo sendiri sering menggunakan adagium Thucydides, sejarawan Yunani kuno, mengatakan bahwa strong will do what they can, and the weak suffer what they must (yang kuat akan berbuat sekehendaknya yang lemah harus menderita) – ini sudah tampak sebagai realitas.
Presiden Prabowo sangat memalukan menggunakan referensi ucapan “Goldman Sachs” perusahaan asal Amerika yang berkantor pusat di New York City yang memproyeksikan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2050 mendatang. Itu hanya provokasi politik ekonomi yang meninabobokan dengan tujuan tertentu.
Belajarlah dari Bung Karno, mengatakan: “Ketika kapitalisme terjebak krisis akhirnya membuahkan fasisme, sedang fasisme ialah perjuangan penghabisan para monopolis kapitalis yang terancam bangkrut.”
Artikel Terkait
Kerry Adrianto Cs Didakwa Rugikan Negara Rp 285 Triliun, Ini Modus yang Dituduhkan
Luhut Mau Pakai APBN untuk Family Office? Purbaya Berang: Bikin Sendiri Saja!
Kluivert Gagal Bawa Indonesia ke Piala Asia, Kini Pamit Pulang Kampung: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Ammar Zoni Terancam Hukuman Mati! Ini Kata Jaksa Soal Kasusnya