Dia menilai, Gibran masih menggunakan pertanyaan-pertanyaan menjebak dengan istilah yang tidak umum dengan tujuan utama untuk membuat para lawan, yaitu Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD dianggap tidak mengerti atau tidak memahami istilah yang dipakai saat bertanya.
Baca Juga: Lima Terdakwa Kasus Narkoba Dituntut Hukuman Mati
“Padahal ini debat kebijakan, bukan tebak tebakan istilah, seandainya Prof Mahfud ingin menjatuhkan Gibran dengan cara yang sama tentu mudah sekali, yaitu cukup tanya istilah-istilah hukum atau pasal-pasal dalam hukum, pasti Gibran kesulitan. Begitu pula Cak Imin kalau menanyakan dalil-dalil agama, tentu Gibran tidak akan bisa jawab juga,” terangnya.
Lebih lanjut, Guru Besar Ilmu Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) ini mengatakan bahwa hal ini menunjukkan persoalan karakter masing-masing cawapres dengan etikanya.
Masyarakat bisa menilai karakter dan etika masing-masing cawapres setelah melihat debat malam ini.
Baca Juga: Dihadiri Presiden RI, Pos Indonesia Salurkan 971 Ton Bantuan Beras di Salatiga dan Temanggung
“Saya melihat tingkah laku Gibran di panggung debat malam ini justru akan menurunkan simpati kepada 02, khususnya dari mereka yang belum menentukan sikap (swing voters),” katanya.
Karenanya, Henri Subiakto memberi nilai 50 terhadap penampilan Gibran dalam debat cawapres kedua.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakarta.suaramerdeka.com
Artikel Terkait
Sheikh Dr. dr. Muhammad Khair Shaal: Dokter Gigi & Doktor Hadits yang Menginspirasi Generasi Muda
Investasi Jepang di IKN: Peluang Kerja Sama dan Keuntungannya
3 Tempat Wisata Religi di Surabaya yang Wajib Dikunjungi: Sunan Ampel hingga Cheng Hoo
PM Qatar dan Yordania Bahas Gencatan Senjata Gaza: Update Terkini