Sinyal Cinta Kunang-Kunang: Pesona, Ancaman, dan Harapan di Tengah Gelap

- Kamis, 01 Januari 2026 | 00:36 WIB
Sinyal Cinta Kunang-Kunang: Pesona, Ancaman, dan Harapan di Tengah Gelap

Yang menarik, kita sering cuma lihat mereka di fase dewasa yang bersinar. Padahal, sebagian besar hidup kunang-kunang justru dihabiskan di bawah tanah, sebagai larva. Pada fase ini, mereka adalah pembasmi hama yang rakus dan efektif. Larva-larva itu memakan siput, cacing, dan serangga kecil pengganggu tanaman. Jadi, kehadiran mereka sebenarnya adalah pertanda bagus bahwa suatu ekosistem masih cukup sehat dan seimbang.

Tapi sayangnya, pemandangan ajaib ini makin sulit kita temui.

Populasi kunang-kunang di seluruh dunia sedang terancam. Salah satu musuh terbesarnya adalah polusi cahaya. Gemerlap lampu kota dan lampu taman yang terlalu terang membuat sinyal cinta mereka jadi tidak kelihatan. Akibatnya, mereka kesulitan menemukan pasangan dan gagal berkembang biak.

Belum lagi penggunaan pestisida kimia secara berlebihan yang bisa membunuh larva mereka di dalam tanah. Lahan basah dan semak-semak tempat mereka tinggal dan bertelur juga terus tergusur oleh pembangunan. Ancaman datang dari mana-mana.

Pada akhirnya, kunang-kunang itu seperti alarm alami untuk lingkungan kita. Hilangnya cahaya mereka dari pekarangan atau sawah adalah tanda bahwa sesuatu tidak beres. Menjaga mereka sebenarnya bisa dimulai dari hal sederhana. Misalnya, mematikan lampu luar ruangan yang tidak perlu saat malam hari, dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia di kebun.

Dengan upaya kecil itu, kita bukan cuma menyelamatkan sebuah spesies serangga. Kita memastikan bahwa keajaiban "lentera hidup" yang menari di kegelapan itu tetap bisa disaksikan oleh anak-cucu kita nanti. Magis itu masih ada, asal kita mau menjaganya.


Halaman:

Komentar