Lalu, bagaimana dengan keputusan damai ini? Inara mengungkapkan bahwa suaminya punya pesan khusus. Intinya, persoalan rumah tangga mereka sebaiknya tidak diumbar-umbar ke publik. Bagi Inara, nasihat itu bukan sekadar omongan. Dia menerimanya sebagai bagian dari tanggung jawab barunya sebagai seorang istri.
katanya lagi, mencoba merangkai logika di balik pilihannya.
Memang, ikatan mereka belum punya cap negara. Tapi bagi Inara, itu bukan persoalan utama lagi. Yang jelas, secara agama pernikahan mereka sudah sah. Dan karena itulah, dia merasa punya kewajiban. Kewajiban untuk mendengarkan dan, yang paling utama, menghormati keputusan suaminya.
“Walaupun belum tercatat secara negara, tapi sudah berlaku hukum agama dan syariat Islam. Jadi saya harus tetap mendengarkan dan patuh kepada suami, karena bagaimanapun saudara Insan sudah menjadi suami saya,” tutupnya.
Artikel Terkait
Pasca Banjir, Bantuan Hunian dan Dana Sewa Mulai Disalurkan ke Korban
Bayi 6 Bulan Ditemukan Sendirian di Kos Makassar, Ayahnya Bekerja Shift Malam
MUI Kritik Keras Pernyataan Romo Magnis Soal LGBT: Mengancam Masa Depan Generasi
Warga Banjar Berbondong-bondong Tinggalkan Rumah, Sebagian Bertahan di Tengah Banjir yang Mengganas