Pratikno Dipanggil ke Solo, Jokowi Kumpulkan Pasukan Hadapi Badai Ijazah

- Senin, 29 Desember 2025 | 15:50 WIB
Pratikno Dipanggil ke Solo, Jokowi Kumpulkan Pasukan Hadapi Badai Ijazah

Keraguan itu pupus sudah pada 15 Desember 2025. Saat gelar perkara, terungkap bahwa ijazah yang ditunjukkan adalah dokumen yang itu-itu juga. Ijazah dengan foto pria berkacamata dan berkumis tipis itu. Foto yang, bagi banyak orang, mustahil disebut sebagai Jokowi.

Roy Suryo menyoroti kondisi fotonya yang dianggap terlalu "baru" untuk dokumen berusia empat dekade.

Sementara Rustam Efendi lebih blak-blakan. "Ijazah palsu itu!" serunya. "Itu foto bukan foto Jokowi. Itu mata, bukan mata Jokowi. Itu bibir bukan bibir Jokowi. Itu telinga bukan telinga Jokowi. Itu ijazah palsu, Pak Polisi!"

Di tengah tekanan itu, Jokowi berusaha membalik narasi. Ada framing seolah-olah Roy Suryo cs sudah mengakui kesalahan dan minta maaf. Konon, dua belas terlapor sudah dimaafkan, tinggal tiga nama yang belum.

Tapi upaya itu gagal total. Playing victim-nya tidak mempan. Roy Suryo dan kawan-kawan sama sekali tidak pernah meminta maaf. Lalu, siapa yang hendak dimaafkan?

Justru sebaliknya. Setelah ijazah itu diperlihatkan, keyakinan akan kepalsuannya malah makin kuat. Banyak yang kini berpendapat, justru Jokowi-lah yang seharusnya meminta maaf pada rakyat.

Dalam situasi panas seperti inilah, Pratikno dipanggil ke Solo pada Ahad, 28 Desember lalu. Pertemuan itu jelas bukan sekadar kumpul-kumpul akhir tahun. Kuat dugaan, ini ada kaitannya dengan upaya mengantisipasi babak berikutnya dari pertarungan kasus ijazah.

Lalu, apa yang mereka bicarakan? Pratikno tutup mulut. Dia menghindari wartawan dan tak memberi penjelasan. Sedangkan di luar, publik makin yakin: pertemuan di Solo itu adalah bagian dari strategi menghadapi badai ijazah palsu yang belum reda.

Begitulah. Semuanya masih menggantung, penuh tanya.


Halaman:

Komentar