Ajakan serupa datang dari Kapolres. AKBP Sanny Handityo lantas memberi contoh konkret. Euforia perayaan, seperti membakar kembang api yang berisiko dan menghabiskan biaya, menurutnya bisa dialihkan untuk hal yang lebih bermakna.
“Mungkin euforia kembang api bisa kita ganti dengan menyumbangkan sesuatu untuk teman-teman kita di Sumatera. Hal itu tentu akan jauh lebih bermanfaat,” ungkap Kapolres.
Namun begitu, bukan berarti tahun baru harus dilewati dengan muram. Sanny Handityo menegaskan bahwa sukacita dan evaluasi diri bisa berjalan beriringan.
“Kita rayakan pergantian tahun dengan ceria dan bahagia, sekaligus mengevaluasi apa yang sudah kita lakukan sepanjang tahun ini, agar tahun depan kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik,” pungkasnya.
Pesan dari kedua tokoh itu terasa seperti angin segar di tengah hingar-bingar yang biasa menyertai malam tahun baru. Mereka tak melarang perayaan, tetapi mengajak semua pihak untuk merayakannya dengan cara yang lebih berempati. Dengan kepala dingin dan hati yang terbuka, menyongsong tahun baru tentu akan terasa lebih bermakna.
Artikel Terkait
Dari Lini Produksi ke Rak Toko: Dua Anak Muda Temukan Makna Nyata di Balik Karir
Maklumat Yogyakarta: Tokoh Senior Desak Prabowo Cabut UU IKN dan DKJ
XRP Staking: Peluang Pendapatan Pasif di Tengah Perubahan Wajah Kripto
Harapan Pedagang Terompet di Trotoar Jakarta: Dari Tradisi Turun-Temurun hingga Rezeki Akhir Tahun