Sebuah buku yang mengundang perdebatan, Genocide in Gaza: Israel’s Long War on Palestine, kembali menegaskan posisi penulisnya di garis depan kritik terhadap Israel. Buku ini adalah karya Prof. Avi Shlaim, seorang profesor emeritus hubungan internasional di Universitas Oxford yang namanya tak asing bagi pengamat konflik Timur Tengah.
Lahir di Baghdad pada 31 Oktober 1945, Shlaim punya latar yang unik. Dia seorang sejarawan Israel-Inggris berdarah Yahudi Irak. Latar belakang inilah yang mungkin membentuk perspektif khasnya. Dia dikenal sebagai salah satu tokoh utama kelompok "Sejarawan Baru", yang sejak lama menggugat narasi-narasi baku seputar berdirinya negara Israel.
Lalu, apa sebenarnya yang dibongkar dalam buku ini? Inti argumen Shlaim cukup keras. Menurutnya, serangan militer Israel yang berulang terutama yang dimulai pasca 7 Oktober 2023 bukanlah hal yang kebetulan. Itu adalah konsekuensi logis dari proyek kolonial pemukim Zionis, yang tujuannya adalah menghapus penduduk asli. Bahkan, Shlaim berani melangkah lebih jauh. Dia menyebut bahwa Israel telah melampaui pembersihan etnis dan merambah ke wilayah yang dia sebut "kejahatan dari semua kejahatan": genosida.
Buku yang diterbitkan pertama kali oleh The Irish Pages Press pada 2024 ini ternyata mendapat sambutan. Times Literary Supplement bahkan menobatkannya sebagai Buku Terbaik Tahun 2024. Buku ini sebenarnya adalah kumpulan esai Shlaim yang fokus mengupas kebijakan Israel di Gaza.
Yang menarik, edisi ini dilengkapi kata pengantar dari Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia di Palestina. Bagian penutupnya juga kuat, memuat pernyataan Blinne Ní Ghrálaigh KC di hadapan Mahkamah Pidana Internasional awal 2024, terkait kasus genosida yang diajukan Afrika Selatan terhadap Israel.
Tanggapan terhadap buku ini pun beragam. Novelis sekaligus pengacara HAM, Selma Dabbagh, memberikan pujian yang dalam.
Artikel Terkait
Beasiswa Pemuda Tangguh Surabaya Dirombak, Kuota Digenjot Hingga 23 Ribu Penerima
Tito Karnavian Rinci Skema Bantuan Hunian hingga Logistik untuk Korban Bencana
Tragedi di Manado: Panti Werdha Ludes Terbakar, 16 Nyawa Melayang
TNI-Polri Kerahkan Pasukan Amankan Mimika Menjelang Malam Tahun Baru