Begitu pernyataan resmi Teungku Faisal Ali. Suaranya lantang dan jelas. Ia yakin, status nasional itu bukan sekadar label. Itu adalah pintu pembuka. Pintu untuk aksi yang lebih cepat, bantuan yang lebih luas, dan pemulihan infrastruktur yang hancur oleh amukan air dan tanah.
Desakan itu bukan tanpa alasan yang matang. Forum ulama itu melihat situasinya sudah darurat. Butuh langkah-langkah strategis, baik untuk jangka pendek menolong korban maupun rencana jangka panjang membangun kembali.
Tambahan Faisal Ali ini menegaskan bahwa permintaan mereka konkret. Bukan sekadar seruan. Mereka ingin komitmen nyata, alokasi dana yang memadai, dan tindakan yang proporsional dengan kesulitan yang dihadapi masyarakat di lapangan. Suara dari Baiturrahman ini jelas ingin didengar langsung di Jakarta.
Artikel Terkait
TMII Ganti Kembang Api dengan Ribuan Lilin untuk Sambut 2026
Ponsel Pecah di Wajah, Istri Buta Akibat Amukan Suami di Depok
Korban Tewas Bencana Sumatera Tembus 1.140 Jiwa, 163 Orang Masih Hilang
Kadis Sosial Samosir Ditahan, Diduga Korupsi Dana Bantuan Korban Banjir Bandang