Di tengah hiruk-pikuk berita selebritas yang mendominasi linimasa, sebuah suara tegas muncul dari akun Instagram @pandawaragroup. Lewat unggahan carousel, mereka menyuarakan keresahan yang mungkin juga kita rasakan: “Stop normalisasi kasih panggung kasus perselingkuhan!”. Ini bukan sekadar kritik biasa. Lebih dari itu, ini adalah ajakan kolektif untuk benar-benar mengubah cara kita mengonsumsi dan menciptakan konten di dunia digital.
Seruan itu ditujukan khususnya pada para publik figur, podcaster, dan kreator konten. Dalam postingannya, Pandawaragroup menulis dengan nada yang blak-blakan, “Dear teman-teman publik figur, podcaster dll… Yu stop membesar-besarkan dan memberi wadah untuk hal-hal seperti itu.”
Alasannya sederhana tapi mendasar. Urusan perselingkuhan, menurut mereka, adalah masalah privat yang “sangat tidak layak untuk dikonsumsi publik.” Intinya, energi dan waktu kita seharusnya dialihkan ke hal-hal yang jauh lebih bermanfaat, baik untuk diri sendiri, agama, maupun negara.
Nah, kalau dipikir-pikir, seruan ini memang sangat relevan. Terutama dalam konteks etika bermedia sosial yang sering kali kebablasan. Banyak riset sudah membuktikan, sensasionalisme atas kehidupan pribadi artis punya dampak yang nggak main-main. Isu-isu publik yang krusial seperti pendidikan atau lingkungan jadi tenggelam dan terlupakan.
Dari sisi psikologis, efeknya juga mengkhawatirkan. Paparan berlebihan terhadap konflik hubungan orang lain bisa menormalisasi drama. Bahkan, bisa memicu kecemasan sosial, khususnya di kalangan anak muda yang masih rentan. Belum lagi soal batas privasi yang semakin kabur. Seolah-olah, karena seseorang itu figur publik, seluruh hidupnya layak jadi tontonan gratis.
Artikel Terkait
Empat Warga Spanyol Masih Hilang di Perairan Labuan Bajo Setelah Kapal Wisata Tenggelam
Mercusuar yang Berkedip: Aendra Medita Soroti Krisis Arah Media dan Medsos
GBK Ramai di Akhir Pekan Penghujung Tahun, Warga Pilih Olahraga dan Ngopi
Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo, Empat Turis Spanyol Masih Hilang