Suasana malam di kawasan Asia Afrika, Bandung, masih ramai. Meski jam sudah menunjukkan larut, langkah para wisatawan tak juga berkurang. Mereka berduyun-duyun menuju satu titik di bawah kolong jalan layang.
Di sana, di atas dinding beton putih yang polos, terpampang dua kalimat sederhana. Justru kesederhanaan itulah yang membuat banyak orang menepi, berhenti, dan mengeluarkan ponsel mereka. Dua kutipan itu seolah menyapa setiap pelintas yang lewat.
Yang satu adalah buah pikiran budayawan Martinus Antonius Weselinus Brouwer.
Sementara di seberangnya, ada kalimat lain yang menjadi pasangannya.
“Kalimatnya dalem banget,” ujar Nisa, seorang wisatawan asal Bekasi yang sengaja datang ke lokasi itu Kamis lalu (25/12).
“Bandung itu selalu punya cerita buat aku, jadi pas liat tulisan itu pengen aja gitu buat foto di situ,” tambahnya.
Artikel Terkait
Jalur Alternatif Puncak Amblas, Warga Buru-buru Dirikan Jembatan Bambu
Ayah Absen di Rumah: Fenomena Baru yang Menggerus Ketahanan Keluarga
Ribuan Tawon Serbu Jembatan Cisomang, Lalu Lintas Tak Terganggu
Durian dari Warga Gayo Lues untuk Awak Helikopter Bantuan