Ia melanjutkan, gerakan ini selaras dengan program penguatan karakter ASN Kalbar yang mereka sebut LEADER. Nah, salah satu pilar penting di dalamnya adalah Empathy kemampuan untuk memahami dan merasakan kondisi orang lain. Ini dianggap sebagai tanggung jawab moral, sekaligus wujud nyata dari nilai-nilai berakhlak yang dijunjung tinggi.
Intinya, gerakan ini ingin mengubah paradigma. ASN tak cuma sekadar menjalankan tugas, tapi juga diharapkan bisa lebih manusiawi dalam setiap interaksi. Windy berharap aksi-aksi seperti santunan ini bisa menumbuhkan budaya kerja yang humanis dan berintegritas. Budaya yang tak melupakan bahwa ujung dari semua pelayanan adalah kemanfaatan untuk masyarakat luas.
Jadi, di balik paket perlengkapan sekolah dan santunan yang dibagikan, ada tujuan jangka panjang: membangun empati yang organik di dalam diri setiap aparatur. Sebuah langkah kecil yang, jika konsisten, dampaknya bisa sangat besar.
Artikel Terkait
Kejagung Serahkan Rp 6,6 Triliun ke Kas Negara, Begini Cara Mengamankan Uang Sebanyak Itu
Malam Khidmat di Katedral, Ribuan Umat Padati Misa Natal
DDII Jabar Tegaskan Sikap: Imbau Umat Islam Hindari Ucapan dan Atribut Natal
Setahun Memimpin, Prabowo Tegaskan Kunci Pemerintahan Efektif Ada di Meritokrasi