Ia lalu melanjutkan, "Sehari setelah pemilihan ketua RT dan AMR tidak terpilih, besok paginya dia bawa keluar mimbar dari masjid. Kemudian mimbar itu dibuang di pohon pisang yang masih dalam lindungan masjid."
Aksi pengambilan paksa itu terekam jelas oleh kamera CCTV. Rekaman itulah yang kemudian beredar luas di media sosial, memantik berbagai reaksi. Banyak yang tak habis pikir, kok bisa-bisanya seseorang bertindak seperti itu cuma gara-gara tak terpilih jadi ketua RT. Rasanya, urusan jabatan kecil saja bisa memicu sikap yang sulit dimengerti.
Yang jelas, mimbar itu kini tak lagi di tempatnya. Hanya tersisa rasa kecewa dan pertanyaan tentang rasa kepemilikan yang berubah jadi kekecewaan yang pahit.
Artikel Terkait
Dua Kementerian Garap Hulu Pekerja Migran Unggul
Bangun Pagi, Nak: Pesan Sederhana dari Seorang Bapak di Kotagede yang Tak Terlupakan
Dosen di Persimpangan: Saat Dunia Nyata Kian Samar di Balik Layar
Bendera Kuning dan Insting K9: Titik Akurat di Tengah Duka Longsor Sibolga