Ceritanya bahkan lebih runyam. Anaknya pernah jatuh dan perlu dijahit. Nah, saat waktunya buka jahitan tiba, situasi justru kacau. Jalanan terendam parah, akses benar-benar putus.
Tapi sekarang, semua itu sudah berlalu. Dengan puskesmas beroperasi kembali, Supriadi langsung memanfaatkannya untuk mengecek kadar asam uratnya. Persendiannya belakangan sering nyeri, dan ia butuh obat untuk meredakannya.
Napas lega terdengar dalam kata-kata terakhirnya.
“Alhamdulillah, lega kita bisa berobat. Kalau enggak beroperasi bagaimana kita mau berobat. Bersyukur.”
Kini, di Pantai Cermin, pelan-pelan kehidupan kembali normal. Puskesmas yang berfungsi lagi bukan sekadar bangunan yang buka, tapi tanda bahwa pemulihan benar-benar telah dimulai.
Artikel Terkait
Zona Putih Jakarta: 15 Titik Strategis Dilarang Pasang Atribut Partai
Sudan: Bencana yang Terlupakan di Tengah Hiruk-Pikuk Dunia
Tiga Eks Petinggi BJB Diadili, Kerugian Negara Rp671 Miliar dari Kredit Sritex
Ketika Kata-Kata Tak Punya Tempat Pulang