"Apa sih salahnya lihat ijazahnya cuman begini doang," ucap Elida, menirukan percakapan itu. Ia pun termenung.
Bagi tim kuasa hukum Eggi Sudjana, momen ini memberi kepuasan. Elida menegaskan, apa yang dilihatnya adalah sumber dari semua fotokopi yang beredar. "Enggak mungkin fotokopi ini ada kalau enggak ada aslinya. Dan itu aslinya," tegasnya.
Meski begitu, ia tahu masih ada yang skeptis. Roy Suryo yang hadir di tempat, misalnya, disebutnya masih memegang keraguan berdasarkan keilmuannya. Tapi Elida memilih sikap lain. Baginya, langkah polisi membuka ijazah itu adalah tindakan elegan yang patut diapresiasi.
"Luar biasa gelar perkara hari ini," pujinya. "Allah membolak-balikkan hati pimpinan gelar perkara untuk mengurangi volume polemik. Bagi saya pribadi, saya puas."
Kepuasan itu ternyata dibayar mahal. Elida mengaku sempat dua malam tidak tidur karena stres menyiapkan legal opinion untuk kliennya. Tapi hasilnya, ia anggap sepadan. "Sesuatu yang selama ini tertutup, akhirnya dibuka di depan sekitar 30 orang."
Namun begitu, ia pesimis. Polemik ijazah Jokowi ini, menurutnya, belum tentu berakhir. "Sudah terlalu lama, ujungnya enggak pernah ketemu. Selalu jadi trending topic. Seolah-olah kita enggak punya isu lain," keluhnya.
Di akhir pernyataannya, Elida mengajak publik menggeser fokus. Daripada terus berkutat pada ijazah yang ia rasa sudah jelas, lebih baik beralih ke isu kebangsaan yang lebih mendesak. Misalnya, penanganan bencana atau transisi pemerintahan. Baginya, titik terang sudah ditemukan. Sekarang, waktunya untuk melangkah.
Artikel Terkait
Helikopter Caracal Turunkan Harapan di Tengah Banjir Bandang Pasaman Barat
Banjir Bandang Hantam Pemandian Air Panas 13 Guci, Pipa dan Jembatan Hanyut
Kebakaran Gardu Induk PG&E Gelapkan San Francisco, 130.000 Pelanggan Terdampak
Wisata Air Panas Pancuran 13 Guci Ditutup Sementara Pasca Banjir Bandang