Menyelamatkan Jiwa di Tengah Puing: Pertolongan Pertama untuk Trauma Pasca Bencana

- Minggu, 21 Desember 2025 | 04:06 WIB
Menyelamatkan Jiwa di Tengah Puing: Pertolongan Pertama untuk Trauma Pasca Bencana

Pertama, Safety. Korban harus merasa aman, terlindungi dari bahaya, dan kebutuhan dasarnya terpenuhi. Semua orang, tanpa terkecuali, harus mendapat akses ini.

Kedua, Function. Ini tentang mendorong korban agar bisa berfungsi kembali. Caranya dengan menenangkan, menstabilkan kondisi, dan menghubungkan mereka dengan dukungan sosial di sekitarnya.

Terakhir, Action. Korban difasilitasi untuk bertindak dan berpartisipasi dalam pemulihan dirinya. Bisa melalui edukasi atau sekadar memberi ruang agar mereka terlibat, didampingi dengan dukungan emosional yang tepat.

PFA biasanya dilakukan oleh relawan di lapangan. Langkah awalnya sederhana: jadi pendengar yang baik. Meski terdengar mudah, prakteknya butuh kesabaran ekstra. Jangan buru-buru memaksa korban bercerita. Beri mereka waktu. Temani saja dulu. Kehadiran yang tenang seringkali lebih berarti daripada serangkaian pertanyaan.

Ketika mereka sudah siap bicara, dengarkan dengan sepenuh hati. Pahami kekhawatiran mereka tanpa menghakimi.

Tujuan utamanya jelas: menciptakan rasa aman dan meringankan beban emosi. Setiap sesi harus dilakukan dalam suasana yang nyaman. Jika ternyata dibutuhkan penanganan lebih lanjut, korban bisa dirujuk ke tenaga profesional, baik medis maupun psikolog.

Pada dasarnya, PFA adalah bentuk pemberdayaan. Ini tentang membangun kembali kemampuan adaptasi dan coping mechanism untuk jangka panjang. Kehadiran relawan yang peduli, yang mau mendengarkan, bisa menjadi penolong pertama yang menyelamatkan harapan hidup mereka.


Halaman:

Komentar