Reaksi skeptis datang dari kalangan ahli medis. Asosiasi Kesehatan Korea berpendapat, dana asuransi kesehatan seharusnya diprioritaskan untuk hal-hal seperti perawatan kanker atau penyakit serius lainnya. Itu, kata mereka, lebih sesuai dengan prinsip dasar asuransi.
Media konservatif seperti Chosun Ilbo juga tak kalah vokal. Dalam sebuah editorial, mereka menyoroti bahwa masalah seperti ini seharusnya tidak diinstruksikan begitu saja oleh presiden tanpa mendengar suara masyarakat yang selama ini membayar premi.
Menteri Kesehatan Jeong Eun Kyeong sendiri tampak berhati-hati. Dia bilang, proposal Presiden Lee merujuk pada dampak kerontokan rambut terhadap kepercayaan diri anak muda, terutama saat mencari kerja, dan implikasinya pada kesehatan mental.
Sementara itu, dari kubu yang berbeda, mantan anggota parlemen konservatif Yoon Hee-sook justru menyatakan simpatinya di Facebook. Dia paham betul betapa stresnya anak muda menghadapi masalah rambut ini.
“Meski demikian, memprioritaskan perawatan yang berhubungan langsung dengan kehidupan dan fungsi tubuh mewakili konsensus sosial saat ini,” tulisnya.
Dukungan justru datang dari dalam partai penguasa. Anggota parlemen Park Joo-min mengunggah “Benar-benar Korea!” di akun X-nya sebagai bentuk dukungan. Park dikenal terbuka soal prosedur transplantasi rambut yang pernah dijalaninya dan aktif mengadvokasi isu kerontokan rambut.
Secara terpisah, Lee juga menyoroti isu lain yang tak kalah penting. Pada Jumat (19/12), dia memerintahkan komisi perdagangan untuk menyelidiki harga pembalut menstruasi yang diduga 39% lebih mahal dibanding negara lain, diduga karena praktik monopoli. Dua isu yang berbeda, tapi sama-sama menyentuh kehidupan sehari-hari warganya.
Artikel Terkait
Di Aceh, Malam Tahun Baru Sunyi Terompet, Ramai Doa untuk Korban Bencana
9 Juta Hektar Sawit Ilegal: Negara Dituding Tutup Mata Atas Kebun Tanpa HGU
Kapolri Gebrak Rotasi, Polwan Kuasai Jabatan Strategis
Kapal Maulana 30 Terbakar di Perairan Tanggamus, 8 ABK Masih Hilang