tegas Fernando. Ia menambahkan, meski penilaian akhir ada di tangan Presiden, mata rakyat tetap terbuka. “Pada saatnya, rakyat juga akan bertindak,” pungkasnya.
Lalu, bagaimana tanggapan sang pejabat?
Dadan Hindayana sendiri membenarkan kehadirannya di acara golf tersebut. Menurutnya, kegiatan pada Minggu, 14 Desember 2025 itu adalah turnamen rutin akhir tahun yang diadakan Persatuan Golf Alumni (PGA) IPB, untuk menjaga silaturahmi.
ujar Dadan, Kamis lalu. Ia menegaskan, kehadirannya di sana bukan untuk bersenang-senang. Sebagai Ketua Dewan Pembina PGA IPB, ia mengklaim hadir untuk memberi dukungan pada alumni yang peduli terhadap korban bencana di Sumatera.
Dua narasi ini kini berhadap-hadapan. Di satu sisi, ada kemarahan publik yang melihat ketidakpatutan. Di sisi lain, ada pembelaan dengan dalih kegiatan sosial. Yang jelas, kontroversi ini telah membuka kembali pembahasan tentang akuntabilitas dan empati seorang pejabat di tengah kesulitan rakyatnya.
Artikel Terkait
Kalbar Digoyang 31 Kali Gempa dalam 14 Tahun, Ketapang Paling Sering Bergetar
Bencana Tak Lagi Musiman, Kewaspadaan Kita Sudah Sampai Mana?
Wamen Ribka Haluk Soroti Tata Kelola Otsus Papua: Jangan Sampai Ada SiLPA Membengkak
Sjafrie Sjamsoeddin Ingatkan Kepala Desa: Jangan Korupsi, Lawan Penyimpangan!