“Kita makan sama-sama di asrama. Ada kamar khusus yang kami siapkan untuk mahasiswa yang tinggal di luar asrama,”
tuturnya. Beberapa bantuan pun mulai berdatangan, termasuk dari Pemda DIY, yang langsung dibagi ke sepuluh asrama mahasiswa Aceh di kota ini. Bantuan itu setidaknya meringankan beban kebutuhan pokok.
Jumlah Masih Bisa Bertambah
Angka 167 itu mungkin belum final. Pendataan masih terus dilakukan, dan jumlahnya bisa saja bertambah. Mengingat total mahasiswa Aceh di Yogyakarta sendiri mencapai lebih dari dua ribu orang. Saat ini, harapan dan doa adalah satu-satunya pegangan. Mereka juga masih sulit menjangkau pemerintah daerah di Aceh untuk koordinasi yang lebih jelas.
Pemda DIY Bantu Beras ke Mahasiswa Aceh, Sumut, Sumbar
Merespon kondisi ini, Pemda DIY mulai mengalirkan bantuan. Setelah sebelumnya mengirim obat-obatan dan bantuan uang senilai total tiga miliar rupiah ke Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, kini giliran bantuan beras untuk mahasiswa asal tiga provinsi tersebut yang kuliah di Yogyakarta.
“Di sore hari ini kita mendistribusikan bantuan beras ke mahasiswa terdampak bencana Sumatera. Hari ini sebatas beras. Sebelumnya kita kirimkan obat-obatan dan Pak Gubernur memberikan bantuan uang masing-masing Rp 1 miliar,”
kata Agustinus Ruruh Haryata, Kepala Pelaksana BPBD DIY.
Rinciannya, untuk ikatan mahasiswa Aceh sebanyak 60 karung (25 kg per karung), Sumatera Barat 22 karung, dan Sumatera Utara 15 karung. Totalnya mencapai 2,4 ton beras. Pemilihan jumlah ini berdasarkan verifikasi dari pengurus masing-masing ikatan mahasiswa.
“(Jumlah) kita mendasarkan hitungan dari pengelola atau ketua ikatan pelajar. Ternyata yang terbanyak di Aceh,”
katanya. Ruruh memperkirakan mahasiswa terdampak langsung dari tiga provinsi itu berjumlah ratusan orang, dari total ribuan yang kuliah di DIY.
Langkah lain yang sedang diupayakan adalah meminta keringanan biaya kuliah bagi mereka yang terdampak. Bantuan beras juga rencananya akan berlanjut. “Kalau memang masih dibutuhkan, kita akan menyerahkan dalam bentuk hal yang sama untuk dua bulan ke depan. Juga sedang kita inventarisir kebutuhan-kebutuhan yang lain,” pungkas Ruruh.
Artikel Terkait
Bencana Alam atau Ulah Manusia? Banjir dan Longsor yang Bikin Malu di Mata Dunia
Cinta Bangsa yang Cerdas: Ketulusan sebagai Etika, Bukan Sekadar Slogan
Ijazah Jokowi Akhirnya Terbuka di Polda, Klaim Hanya di Pengadilan Ternyata Tak Berlaku
Jurnalis Siap Tempur: Pelatihan Khusus untuk Liputan di Daerah Rawan